ACEH UTARA, Bidikindonesia.com Diduga terjadinya permainan dalam pembagian alat pembantu untuk upgrade data stunting atau Handphone (HP) untuk Kader Posyandu di desa dalam Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, Kamis 28/09/2023.
Berawal ketika awak media ini, melakukan kegiatan kontrol sosial terkait program stunting yang harus diperhatikan, awak media turun kedesa-desa untuk, melakukan mengkonfirmasi ke beberapa kader posyandu di Gampong-gampong dalam wilayah kecamatan Lapang.
Terlihat banyak kejanggalan yang terjadi di saat, awak Media mewancarai para kader di desa, Seperti kurangnya pengetahuan kader posyandu terkait ciri-ciri stunting dan cara pencegahannya.
Selain itu, para kader posyandu juga mengeluh dan mempertanyakan persoalan program ubgrade data kesehatan stunting di desa. Pasalnya beberapa mereka kader posyandu di desa, keluhkan tidak diberikan fasilitas atau alat ubgrade (HP) yang sama seperti kader posyandu desa tetangganya yang telah menerima HP pemberian Puskesmas kecamatan Lapang itu.
“Menurut sumber yang merupakan salah seorang kader posyandu di salah satu desa dalam kecamatan, yang di dampingi warga lain, dan meminta tak di sebutkan namanya di media ini, mengatakan program pembagian HP untuk para ketua kader posyandu di desa, dalam Kecamatan Lapang Kususnya, besar Dugaan ada permainan didalamnya, Ucap Sumber itu.
“Hal tersebut terlihat, ketika pelaksanaan pembagian HP di lakukan, oleh Kepala Puskesmas lapang, terkesan tidak terbuka dan tidak mengupayakan, pembagiannya dapat di saksikan secara transparan, jika benar ketersediaan hp itu, tidak mencukupi untuk semua kader posyandu di setiap desa dalam kecamatan lapang.
“kenapa tidak di sampaikan secara terbuka pada kader-kader posyandu, dan di jelaskan juga, mengapa beberapa kader posyandu desa lainnya dapat dan bisa di berikan, seharusnya kapus menjelaskan itu.”Terangnya
ia juga menambahkan, bahwa dengan adanya kejadian, pembagian HP yang tidak merata, kesemua kader tersebut, menimbulkan persepsi dan timbulnya prasangka, dugaan seperti sebuah permainan Pilihkasih oleh kapus itu, dan adanya dugaan kong-kalikong antara ketua kader posyandu, geuchiek dan Kepala Puskesmas tersebut, terangnya.
Selain itu, dengan timbulnya dugaan tersebut membuat para kader yang tidak kebagian HP itu, merasa malas, melakukan aktivitas dalam kegiatan posyandu di desa, mereka beralasan bahwa belum memiliki fasilitas yang disediakan oleh pihak pemerintah.” berdasarkan informasi yang di himpun awak media ini.”
Sementara itu, Ketika awak media mengkonfirmasi Kepala Puskesmas Kecamatan Lapang Mastuti. SKM, terkait persoalan tersebut, melalui telfon seluler Mengatakan, pihak puskesmas telah memberikan penjelasan, Bahwa Hp untuk kader posyandu desa, untuk Kecamatan Lapang hanya mendapatkan Enam unit Hp, sedangkan jumlah Desa kita di lapang berjumlah 11 desa, Artiya ada kekurangan 5 Unit Hp, jika di bagikan untuk kader posyandu di desa.”Jelasnya.
Sedangkan terkait peristiwa kenapa Kecamatan Lapang hanya mendapatkan 6 buah HP, dirinya belum bisa menjawab, sebab pengadaan hp dimaksud, dilakukan oleh pihak dinas kesehatan kabupaten Aceh Utara sendiri, dan 6 Unit hp yang di berikan oleh dinas untuk Kader Posyandu Desa di kecamatan lapang, Telah di serahkan kepada 6 kader posyandu dengan tidak di rincikan Desa-desa, Apa yang di serahkan hp itu.
“Terkait tudingan, dirinya ada dugaan kong-kalikong antara Keuchik dan kader posyandu dalam pemberian HP dimaksud. ” itu sama sekali tidak benar dan terlalu berlebihan, Karena sebelum hp itu di serahkan pada 6 kader, terlebih dahulu dirinya mengaku, Telah memanggil semua kader posyandu, untuk di beritahukan, dan saat itu tidak ada kader yang protes.”Terang Mastuti.
Dan Mastuti, mengatakan kenapa dan mengapa hanya 6 unit saja hp di dapatkan oleh puskesmas lapang, Ia meminta awak media ini, untuk mempertanyakan pada Kadis Kesehatan. ” tolong pertanyakan langsung kepada Bapak kepala dinas kesehatan kabupaten Aceh Utara, Mengapa, Puskesmas lapang hanya dapat enam unit Hp.”ungkap Kapus sembari menutup pembicaraannya.
“Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM. Menanggapi hal itu, Katanya Untuk mendeteksi stunting, alat Antropometri harus berstandar Kemenkes sesuai (Peraturan Menteri Kesehatan) No. 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri untuk cek Stunting di tingkat Desa.” Terangnya, Sabtu (30/9/2023).
Menurut Amir Syarifuddin, Berdasarkan petunjuk Kemenkes, standar antropometri untuk mendeteksi stunting pada anak digunaka sebagai rujukan bagi petugas kesehatan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi.
“Oleh karena itu, pengukuran Antropometri untuk mendeteksi stunting pada anak sangat di butuhkan, dan mulai diadakan untuk Desa seluruh Indonesia pada tahun 2022.
Untuk Aceh Utara sendiri, Terdapat 930 Posyandu yang terbagi di 852 desa dalam 27 kecamatan di kabupaten Aceh Utara, Pada tahun 2022 mendapatkan alat Antropometri itu, sebanyak 295 Posyandu, yang katagorinya terdapat ada anak stunting di wilayah Posyandu itu, dan Alat yang di berikan seperti, (Alat ukur Tingi Badan) Infantometer (Alat ukur Panjang Badan) Alat ukur lingkar kepala atau LiLA (Alat ukur Indeks Massa Tubuh) Timbangan Digital (Alat ukur Berat Badan).” Jelas Amir
Tambahnya, untuk Posyandu-posyandu yang belum kebagian alat Antropometri di tahun 2022 lalu, sebanyak 635 posyandu, dilanjutkan pengadaan alat tersebut oleh kementerian kesehatan RI, yang kebulan bantuan alat Antropometri tahun 2023 ini, ada tambahan handphone (HP) didalamnya, guna untuk Upgrade data stunting di setiap Posyandu.
Nah, berbicara untuk kecamatan lapang, yang jumlah desanya sebayak 11 desa, di tahun 2022, talah di berikan alat Antropometri kepada 5 Posyandu, dan di tahun ini diberikan sebanyak 6 pake alat Antropometri di maksud, untuk mencukupi kekurangan di tahun Lalu.
Dan Kadis Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM. Berharap kepada semua kader posyandu di setiap desa di kabupaten Aceh Utara Kususnya, agar memanfaatkan alat Antropometri tersebut, untuk melakukan pendataan jumlah kasus stunting dengan baik dan benar di Gampong masing-masing.”Tutupnya.[DetikAceh]