ITS dan OWSD Dorong Perempuan Ilmuwan Berperan dalam Perumusan Kebijakan Berbasis Sains

ITS dan OWSD Dorong Perempuan Ilmuwan Berperan dalam Perumusan Kebijakan Berbasis Sains

Surabaya | Bidik IndonesiaInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter mendorong keterlibatan lebih besar perempuan ilmuwan dalam proses perumusan kebijakan berbasis sains. Komitmen ini diwujudkan lewat lokakarya Empowering Indonesian Women in Science for Policy yang menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof Stella Christie PhD, di Aula GRIT ITS, Selasa (27/5).

Dalam pemaparannya, Prof Stella menekankan pentingnya peran sains dalam pembuatan kebijakan publik. Ia menyebut bahwa kebijakan yang baik harus dibangun atas dasar data empiris dan pendekatan kuantitatif. “Sains bukan sekadar alat, tapi metode sistematis yang mempercepat proses pengambilan keputusan dan memastikan kebijakan sesuai kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Stella juga mengungkapkan bahwa Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tengah mengembangkan portal data ilmuwan Indonesia. Inisiatif ini bertujuan menjembatani pemangku kepentingan dari pemerintah hingga industri dengan para ahli di bidangnya. Dengan begitu, kebijakan dapat dirumuskan lebih akurat dan relevan. “Melalui himpunan data ini, para pemangku kebijakan dari pemerintah hingga industri dapat lebih dekat dengan para ahli di bidang yang diperlukan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Presiden OWSD Indonesia National Chapter, Prof Sri Fatmawati, menyatakan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Dosen Menurutnya, pengalaman hidup dan konteks sosial-budaya yang dimiliki perempuan Indonesia dapat memperkaya solusi terhadap persoalan struktural maupun kultural di masyarakat. Fatma menambahkan, dukungan terhadap riset dan pengembangan diri bagi perempuan sangat krusial. “Perempuan perlu ruang dan kesempatan agar bisa menjembatani sains dengan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial,” jelas dosen Departemen Kimia ITS tersebut.

Mewakili ITS, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Nurul Widiastuti, menyambut positif kegiatan ini. Nurul menekankan, kegiatan ini sejalan dengan komitmen ITS sebagai institusi tinggi berbasis teknologi yang mendukung inklusivitas dalam sains. “Organisasi seperti OWSD penting dalam mendorong partisipasi ilmuwan perempuan pada ilmu pengetahuan,” tekannya.

Bacaan Lainnya

Lokakarya ini juga menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai institusi. Di antaranya Prof Yudi Darma dari Kemdiktisaintek yang membahas pendekatan kolaboratif untuk kebijakan sains inklusif, Dr Yanuar Nugroho dari ISEAS-Yusof Ishak Institute yang menyoroti komunikasi sains, serta Dr Markus Prutsch dari Parlemen Eropa yang berbagi pengalaman Uni Eropa dalam konsultasi sains dan keterlibatan perempuan.

Melalui forum ini, ITS dan OWSD Indonesia National Chapter menghadirkan ruang diskusi terbuka antara kalangan akademisi dan pembuat kebijakan. Diharapkan, perempuan ilmuwan dapat berperan lebih besar dalam menghasilkan kebijakan yang adil, berbasis data, dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin Pendidikan Berkualitas dan Kesetaraan Gender.[mia]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *