Upaya Dinkes Aceh Penuhi Cakupan Imunisasi Terhadap Anak

Upaya Dinkes Aceh Penuhi Cakupan Imunisasi Terhadap Anak

BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Pemerataan imunisasi di daerah terpencil merupakan tantangan tersendiri, tetapi sangat penting untuk menjaga kesehatan anak-anak di daerah-daerah ini.

Imunisasi sangat penting untuk kesehatan anak diantaranya memberikan perlindungan dari penyakit serius, pencegahan penularan, mengurangi beban kesehatan, efektif dan aman, pencegahan komplikasi, dan melindungi masa depan anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman, menjelaskan untuk pemerataan imunisasi wilayah terpencil di Aceh, saat ini pihaknya memiliki 369 Puskesmas yang semuanya melakukan imunisasi, dan di setiap Posyandu juga ada imunisasi.

Tak hanya itu, ada 6.000 Posyandu di seluruh Aceh pada setiap desanya dan setiap bulan ada pelaksanaan imunisasi. “Jadi pelayanan imunisasi itu mau di desa sangat terpencil pun ada. Tinggal kesadaran masyarakatnya aja,” tegas Iman, kepada KBA.ONE, Senin 11 September 2023.

Iman menjelaskan ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan pemerataan imunisasi di daerah terpencil antara lain identifikasi daerah terpencil. Langkah pertama adalah mengidentifikasi daerah-daerah terpencil yang memerlukan perhatian khusus dalam hal imunisasi.

Bacaan Lainnya

Ini dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan lembaga kesehatan setempat, seperti Puskesmas, dan menggunakan data demografi untuk mengidentifikasi daerah yang memiliki cakupan imunisasi yang rendah.

Kedua, edukasi dan penyuluhan. Melakukan pendekatan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat di daerah terpencil tentang pentingnya imunisasi. Dalam banyak kasus, kekurangpahaman atau keyakinan yang keliru tentang vaksin dapat menjadi hambatan. Tim medis dan petugas kesehatan dapat memberikan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang manfaat imunisasi.

Ketiga, meningkatkan akses. Penting untuk memastikan bahwa akses ke layanan imunisasi mudah dijangkau oleh penduduk daerah terpencil. Ini dapat mencakup membangun atau mendukung Puskesmas atau Pos Pelayanan Kesehatan di daerah tersebut, serta mengatur jadwal imunisasi yang nyaman dan fleksibel.

Keempat, pelatihan petugas kesehatan. Memastikan bahwa petugas kesehatan di daerah terpencil memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memberikan vaksin dengan aman dan efektif. Pelatihan berkala tentang teknik vaksinasi yang benar dan pemahaman yang mendalam tentang vaksin yang diberikan sangat penting.

Kelima, mengatasi kendala logistik. Daerah terpencil mungkin memiliki kendala logistik yang signifikan seperti akses yang sulit, infrastruktur yang buruk, atau tantangan dalam penyimpanan vaksin. Membangun infrastruktur yang sesuai dan menjalankan program pengiriman vaksin yang efisien adalah penting.

Keenam, kolaborasi dengan pihak terkait. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti organisasi non-pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal dapat memperkuat upaya pemerataan imunisasi di daerah terpencil.

Ketujuh, monitoring dan evaluasi. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara terus-menerus untuk mengukur keberhasilan program imunisasi di daerah terpencil. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan perbaikan yang diperlukan dan mengukur perubahan dalam cakupan imunisasi.

“Pemerataan imunisasi di daerah terpencil adalah upaya jangka panjang yang memerlukan komitmen dari berbagai pihak termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat setempat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, cakupan imunisasi di daerah terpencil dapat ditingkatkan, sehingga akan membantu melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” jelasnya.

Di samping itu, kata Iman, untuk memastikan cakupan imunisasi di daerah terpencil terpenuhi, perlu dilakukan berbagai upaya yang terkoordinasi. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Pendekatan komprehensif. Memahami situasi daerah terpencil secara komprehensif termasuk hambatan geografis, sosial, dan ekonomi yang mungkin menghambat akses ke pelayanan imunisasi.

2. Tim medis mobile. Menerapkan tim medis mobile yang dapat mengunjungi daerah terpencil secara berkala. Tim ini harus terdiri dari petugas kesehatan yang terlatih untuk memberikan vaksin dan memberikan edukasi kepada orang tua.

3. Pemberian vaksin di tempat strategis. Membangun klinik kesehatan atau pos pelayanan imunisasi di daerah terpencil untuk meningkatkan aksesibilitas. Tempat ini harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk menyimpan dan mengelola vaksin.

4. Kampanye edukasi. Melakukan kampanye edukasi yang intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat imunisasi dan menghilangkan miskonsepsi atau kekhawatiran yang mungkin ada.

5. Kemitraan dengan LSM. Bermitra dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada kesehatan untuk mendukung upaya pemerataan imunisasi.

6. Pelatihan tenaga kesehatan. Melatih tenaga kesehatan setempat seperti bidan atau petugas kesehatan masyarakat, dalam penyelenggaraan program imunisasi. Mereka juga harus dilatih untuk mengenali efek samping yang mungkin muncul dan cara mengatasi masalah tersebut.

7. Sistem pendataan dan pemantauan. Menerapkan sistem pendataan yang kuat untuk melacak cakupan imunisasi dan mengidentifikasi daerah yang perlu perhatian lebih. Pemantauan yang berkala dan evaluasi program sangat penting untuk menilai efektivitas upaya.

8. Komitmen pemerintah. Pemerintah harus berkomitmen untuk memprioritaskan imunisasi di daerah terpencil dan menyediakan anggaran yang memadai untuk mendukung program tersebut.

9. Penggunaan teknologi. Menggunakan teknologi, seperti SMS atau aplikasi ponsel, untuk mengingatkan orangtua tentang jadwal imunisasi anak-anak mereka.

10. Insentif. Mempertimbangkan pemberian insentif kepada orangtua atau wali yang membawa anak-anak mereka untuk divaksinasi, seperti bantuan transportasi atau hadiah kecil.

Menurut Iman, perlu mendorong orang tua untuk membawa anak mereka diimunisasi guna melindungi kesehatan anak dan masyarakat secara keseluruhan. Adapun langkah yang bisa diambil untuk membantu orang tua memahami pentingnya imunisasi diantaranya dengan edukasi, berikan sumber informasi yang andal, diskusikan pengalaman pribadi, dukung pertemuan dengan penyedia perawatan kesehatan, ingatkan jadwal vaksinasi, keterbukaan dan kepedulian, tekankan manfaat herd immunity, gunakan cerita dan kasus nyata, ajak orang tua untuk berbicara dengan sesama orang tua, hindari tekanan, dan berikan dukungan emosional.

“Mendorong orang tua untuk membawa anak mereka ke imunisasi memerlukan kesabaran, pendekatan yang berorientasi pada informasi, dan empati terhadap kekhawatiran mereka. Tetaplah mendukung dan beri dukungan kepada orang tua dalam pengambilan keputusan yang akan melindungi kesehatan anak-anak mereka,” tutupnya.[KBA]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *