Plt Kadiskopukmdag Aceh Besar Harap Rumah Garam Aceh Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat

Plt Kadiskopukmdag Aceh Besar Harap Rumah Garam Aceh Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat

Kota Jantho|BidikIndonesia.com  — Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopukmdag) Kabupaten Aceh Besar, Drs. Sulaimi, M.Si, menghadiri Grand Opening CSR Rumah Garam Aceh Peduli Koperasi Merah Putih Desa di Gampong Lamtheun, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan koperasi desa dan peningkatan daya saing produk lokal, khususnya garam hasil produksi petani di Aceh Besar. Rumah Garam Aceh Mandiri sendiri merupakan koperasi yang bergerak dalam penyediaan garam konsumsi bagi kebutuhan rumah tangga, warung atau kios umum, rumah makan, serta pelaku UMKM.

Dalam sambutannya, Plt Kadiskopukmdag Aceh Besar, Drs. Sulaimi, M.Si, menyampaikan apresiasi atas kontribusi berbagai pihak dalam mewujudkan program CSR Rumah Garam Aceh ini. Ia mengungkapkan bahwa garam yang diproduksi dan dipasarkan merupakan hasil kerja keras petani garam dari Gampong Pasi, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.

“Alhamdulillah, ternyata garam ini merupakan hasil produksi dari daerah kita sendiri, tepatnya di Gampong Pasi, Kecamatan Lhoong. Ini membuktikan bahwa Aceh Besar memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk lokal yang berkualitas,” ujarnya.

Sulaimi juga berharap keberadaan Rumah Garam Aceh dapat menjadi wadah baru dalam menciptakan lapangan kerja, memperkuat koperasi desa, serta mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. “Kami dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi semua pihak yang telah mendukung inisiatif ini. Semoga ke depan, produk lokal seperti garam Aceh ini bisa terus kita pasarkan bersama, dan pemerintah akan memberikan dukungan penuh,” tegasnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, T. Tansri Jauhari, S.E., selaku perwakilan dari Rumah Garam Aceh, menjelaskan bahwa program CSR ini bukan berbentuk hibah atau bantuan uang tunai, melainkan dalam bentuk barang yang diberikan kepada koperasi agar dapat dipasarkan secara mandiri. Dari hasil penjualan, Rumah Garam Aceh akan menyisihkan Rp200 per kilogram untuk mendukung kegiatan sosial dan pengembangan usaha masyarakat.

“Harga garam yang kami pasarkan sebesar Rp8.000 per kilogram, dan itu lebih murah dibandingkan harga pasaran. Dengan sistem ini, koperasi dapat memasarkan secara langsung, baik secara tunai maupun cicilan. Ini adalah bentuk kolaborasi agar semua pihak dapat merasakan manfaatnya,” jelas Tansri.

Ia menambahkan, program CSR Rumah Garam Aceh melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, BUMN (termasuk PT PLN), serta kalangan akademisi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kualitas dan daya saing garam lokal melalui pelatihan bersertifikat, pendampingan teknis, hingga bantuan fasilitas produksi yang sesuai dengan standar SNI dan BPOM.

“Melalui pendampingan ini, petani garam mendapatkan pelatihan dalam pembuatan garam beryodium, pengemasan yang higienis, dan pengelolaan usaha yang berkelanjutan. Kami ingin memberdayakan masyarakat agar mampu mengembangkan usaha garam sebagai sumber kemandirian ekonomi yang berdaya saing,” paparnya.

Lebih lanjut, Tansri menjelaskan bahwa manfaat CSR Rumah Garam Aceh diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menciptakan kemandirian ekonomi, membantu petani memperoleh sertifikasi resmi, serta mendorong lahirnya industri garam lokal yang kuat dan kompetitif. “Rumah Garam Aceh ingin berperan maksimal dalam memperkuat ekonomi kerakyatan melalui produk yang benar-benar berasal dari tanah kita sendiri,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Plt Kadiskopukmdag Aceh Besar Drs. Sulaimi, M.Si secara simbolis menyerahkan bantuan CSR Rumah Garam Aceh kepada Ketua Koperasi Gampong Lamtheun, Koperasi Gampong Jawa, dan Koperasi Gampong Geuceu.

Acara grand opening ini turut dihadiri oleh Camat dan Forkopimcam Darul Imarah, perwakilan Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Aceh Syariah, Keuchik dan perangkat Gampong Lamtheun, Keuchik Ulee Tuy, perwakilan UIN Ar-Raniry, serta perwakilan koperasi penerima program.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kehadiran Rumah Garam Aceh diharapkan menjadi tonggak baru dalam mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Aceh Besar berbasis potensi lokal dan semangat koperasi.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *