GNPIP 2025, BI Aceh Dorong Ketahanan Pangan dan Urban Farming Tekan Inflasi

GNPIP 2025, BI Aceh Dorong Ketahanan Pangan dan Urban Farming Tekan Inflasi

Banda Aceh|BidikIndonesia.com — Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Agus Chusaini, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam menjaga stabilitas inflasi pangan di Aceh. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Aceh Tahun 2025 yang digelar di Banda Aceh. Kegiatan GNPIP tahun ini dihadiri oleh perwakilan Gubernur Aceh, Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh Sari Nurmalisa Sungkar, S.Sos., M.Si, Perwakilan Wali Kota, serta seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Aceh dan Kota Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Agus Chusaini menyampaikan bahwa inflasi yang stabil dan rendah sangat berpengaruh terhadap daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, GNPIP menjadi langkah nyata dalam mengendalikan inflasi melalui berbagai kegiatan, seperti Peresmian Rumah Produksi CAPLI, Penyerahan Bantuan Sarana dan Prasarana Komoditas Pangan, Penyerahan Bibit, Capacity Building Pengolahan Tanah, hingga Gerakan Panen Cabai Bersama.

“Kegiatan ini bukan hanya seremonial, melainkan bagian nyata dari strategi hulu-hilir dalam pengendalian inflasi pangan — memperkuat produksi lokal, mempersingkat rantai distribusi, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam urban farming, dan memfasilitasi akses petani ke teknologi serta bahan baku,” ujar Agus.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi kerja keras seluruh anggota TPID dalam menjaga inflasi, namun mengingatkan bahwa posisi inflasi tahunan Aceh hingga Oktober 2025 masih relatif tinggi, yakni 4,66% (yoy). Angka tersebut menempatkan Aceh sebagai provinsi dengan inflasi tertinggi ketiga secara nasional.

“Diperlukan upaya bersama agar inflasi di Aceh dapat kembali berada dalam sasaran 2,5 ± 1%,” tambahnya.

Bacaan Lainnya

Bank Indonesia, lanjut Agus, berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas, dan lembaga keuangan dalam memperkuat rantai pasokan pangan lokal, diversifikasi produksi, serta penerapan teknologi pertanian modern seperti urban farming dan agroteknologi.

Ia juga menekankan pentingnya pemantauan dan respons cepat terhadap gejolak harga pangan melalui sinergi data dan analisis bersama antara BI, TPID, dan instansi terkait.

“Jika kita terus bergerak bersama dengan visi yang sama, langkah yang selaras, dan komitmen yang kuat, Aceh akan mampu menjaga inflasi pangan tetap rendah dan stabil, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Agus.

Kegiatan GNPIP Provinsi Aceh 2025 diakhiri dengan penyerahan simbolis bantuan sarana produksi dan bibit kepada kelompok tani serta panen cabai bersama sebagai wujud nyata sinergi pengendalian inflasi daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *