Lhokseumawe|BidikIndonesia.com – Hemodialisa merupakan prosedur medisyang berfungsi menggantikan peran ginjal dalam menyaringdarah dari sisa metabolisme, racun, dan zat lainnya di dalamtubuh. Prosedur ini harus dilakukan secara rutin seumurhidup karena ginjal tidak lagi bekerja optimal. Biaya yang besar dan frekuensi tindakan yang tinggi sering kali menjaditantangan besar bagi pasien.
Namun, kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan telah menjadi harapan dan solusinyata bagi banyak orang, termasuk Syahril Arus (69), seorang pensiunan pegawai asal Desa Paya Punteuet, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
“Saya mulai menjalani hemodialisa sejak lama. Awalnya sayasangat terpukul karena tahu pengobatan ini tidak bisaberhenti dan biayanya sangat besar,” ujar Syahril saatditemui Tim Jamkesnews di ruang instalasi hemodialisa salah satu klinik utama hemodialisa di Kota Lhokseumawe, Kamis (02/10).
Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) untuk pensiunan, Syahril merasa sangat terbantu. Iamenjalani dua kali cuci darah setiap minggu dan seluruhbiaya layanan, obat-obatan, hingga tindakan medisditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Kalau dihitung, biaya cuci darah bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulan. Tapi sejak menjadi peserta JKN, saya tidakpernah lagi memikirkan soal biaya. Saya bisa fokus pada kesehatan dan tetap menjalani hidup dengan semangat,” tambahnya.
Menurut Syahril, di manapun fasilitas kesehatan (faskes) tempat ia berobat, ia selalu mendapat pelayanan tanpadiskriminasi. Tenaga medis melayani dengan ramah dan profesional.
“Setiap saya datang untuk cuci darah, saya disambut denganramah oleh perawat dan dokter. Mereka tahu saya sudahlama menjalani ini dan mereka selalu memberi semangat. Itu sangat berarti,” ucapnya.
Syahril adalah bukti nyata bahwa Program JKN benar-benarmenyelamatkan hidup dan memberikan harapan bagimasyarakat. Ia bahkan aktif mengajak sesama pensiunanagar memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan.
“Saya selalu bilang ke teman-teman pensiunan, jangan ragu pakai BPJS Kesehatan. Ini benar-benar sangat membantu, bahkan bisa jadi penyelamat hidup. Terbayang kalau tidakada BPJS Kesehatan, berapa banyak masyarakat kesulitanberobat, apalagi untuk penyakit kronis seperti yang sayaalami,” ungkapnya.
Bagi Syahril, JKN telah menjadi teman perjalanan dalammenjaga kesehatan. Layanan yang mudah diakses, tenagamedis yang sigap, serta jaminan biaya yang ditanggungpenuh memberikan ketenangan dan harapan.
“Saya berharap program ini akan selalu ada karena sangat membantu masyarakat yang berjuang untuk sembuh,” pungkasnya.
Syahril juga berharap Program JKN dapat terusmeningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas aksesbagi peserta di seluruh Indonesia. Ia yakin, dengan dukunganyang tepat, pasien gagal ginjal seperti dirinya tetap bisamenjalani hidup secara produktif.
“Saya berharap BPJS Kesehatan tetap ada dan semakin baikke depannya. Layanannya makin baik dan makin mudahdiakses, supaya lebih banyak orang merasakan manfaatseperti saya,” tutup Syahril.
