Jakarta –
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk fase ‘bebek lumpuh’. Kantor Staf Presiden (KSP) merespons hal tersebut.
“Sebaiknya mereka (Andi Arief) fokus untuk membesarkan partainya karena kontestasi Pemilu 2024 itu partainya harus besar dan mempersiapkan calon presidennya, demokrat,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin ketika dihubungi, Senin (28/11/2022).
Ngabalin meminta Andi Arief untuk tidak fokus ke hal lain yang di luar kewenangannya. Ngabalin lalu menyinggung pengalaman berpolitik Andi Arief.
“Dari sisi kematangan berpolitiknya masih cetek. Menjadi politisi yang benar itu mempersiapkan partainya dengan baik, meyakinkan rakyat agar partainya bisa kuat dan besar,” kata Ngabalin.
Ngabalin lalu menyorot Andi Arief yang kerap menyenggol sana-sini. Jika begitu, Ngabalin memprediksi Demokrat tidak akan lolos parlemen di 2024.
“Kalau begitu cara Andi Arief nanti bisa jadi 2024 itu Demokrat tidak lolos masuk di parlemen,” jelas Ngabalin.
“Cara Andi Arief itu merendahkan cara berfikir berpolitik, nggak usah orang lain, urus dirimu dan demokrat kalau perlu urus diri baik-baik deh selalu sehat lah,” pungkas Ngabalin.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro turut berkomentar. Ia menyebut Jokowi dan relawan tak dapat dipisahkan.
“Sama halnya dengan partai politik, Pak Jokowi itu sosok yang tidak dapat dipisahkan dengan para relawan, saat menjadi walikota, gubernur dan dua kali menjadi presiden. Partai-partai politiklah yang secara resmi mengusung sehingga bisa menjadi calon walikota, gubernur dan presiden. Bersama partai-partai, para relawan bekerja keras mendukung dan akhirnya Pak Jokowi terpilih,” jelas Juri.
Menyapa masyarakat, kata Juri, adalah karakter dan perilaku melekat pada sosok Jokowi. Juri meyakini Jokowi respek terhadap kelompok-kelompok masyarakat, termasuk para relawan yang menginginkan kehadirannya.
“Kepada mereka Pak Jokowi titip pesan dalam memilih pemimpin adalah tanggung jawab sebagai presiden untuk menjaga Indonesia ke depan akan semakin baik. Semakin maju. Sebagaimana yang sudah dimulai beliau. Bukan soal sindrom karena akan berakhir jabatannya 2 tahun lagi,” lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Andi Arief menyoroti acara relawan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK) yang dihadiri Jokowi. Andi Arief menyebut pengerahan massa seperti itu pertanda posisi Jokowi kini melemah di mata partai-partai politik.
“Ya kemarin pengerahan massa oleh Pak Jokowi itu menunjukkan Jokowi sebetulnya sedang dalam posisi melemah di mata para parpol,” kata Andi Arief saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).
Andi Arief menyebut Jokowi tengah berupaya menguatkan posisinya kembali dengan menggelar acara-acara relawan. Dia juga menyebut pasti ada pelibatan logistik dan sumber daya di balik pengerahan massa tersebut.
“Jadi dia berupaya untuk mencoba menguatkan diri dengan mengumpulkan relawan-relawan, mobilisasi ya, pengerahan, dan kita tahu namanya pengerahan itu kan melibatkan sumber daya lah, logistik, dan lain-lain gitu,” ucapnya.
Namun demikian, Andi Arief menganggap cara-cara tersebut biasa dalam berpolitik. Dia memandang Jokowi tengah memasuki fase bebek lumpuh. Sebagai informasi, dalam istilah politik, lame duck atau bebek lumpuh biasanya fase yang terjadi pada pemimpin di pengujung masa kepemimpinannya.
“Tapi secara umum itu jokowi bisa dibaca sedang memasuki fase lame duck (bebek lumpuh), dalam politik biasa itu, mencoba untuk menguatkan diri dengan cara-cara itu,” ujarnya.
Lihat juga video ‘Politikus PDIP Kritisi Acara Relawan Jokowi di GBK: Manuver Politik’:
[Gambas:Video 20detik]
(isa/dnu)
source