19 Tahun Tsunami Aceh Cerita Syarifah Selamat dari Amukan Tsunami 2004

19 Tahun Tsunami Aceh Cerita Syarifah Selamat dari Amukan Tsunami 2004

BANDA ACEH, BidikIndonesia.com Peringatan 19 tahun tsunami Aceh pada Selasa 26 Desember 2023 yang dipusatkan di halaman Masjid Raya Baiturrahman berlangsung khidmat. Air mata dari pengunjung tidak terbendung saat bacaan-bacaan ayat suci dilantunkan.

Memori luka lama seakan terhenyak di benak. Tangis dan cerita tragis yang terjadi 19 tahun lalu seakan tak mau pergi dan masih bermain di pikiran.

Berangkat dari peringatan tsunami dari segi pemerintahan itu. Di pojok antara bebatuan nisan kuburan massal Ulee Lheue, wanita paruh baya yang mendapatkan mukjizat tuhan selamat dari amukan tsunami 26 Desember itu menitikkan air matanya.

Ia kembali mengenang masa-masa kehilangan sang anak dari pelukan. Saat itu ia masih berusia 40 tahun. Air mata terus berlinang dari kedua pelupuk matanya. Wanita yang disapa Syarifah Mazura itu menceritakan bagaimana ia kehilangan tiga orang anaknya, suami, sekaligus orang tuanya.

Gempa 9,3 magnitudo di pagi Minggu itu menggetarkan sebagian wilayah Aceh, hingga rumahnya runtuh rata dengan tanah.

Bacaan Lainnya

“Pagi itu kami semua berlarian ke Masjid Jami’ Baiturrahim Ulee Lheu. Rumah sewaan saya tepat di depan Masjid itu,” ungkap Syarifah sambil menyeka air matanya di kuburan massal Ulee Lheu, Selasa 26 Desember 2023.

Setiba di masjid tua itu, ia memeluk tiga anaknya berharap akan selamat dari ancaman kematian dahsyat musibah tsunami. Namun, air laut bagaikan ular kobra raksasa yang berdiri itu menghantam mereka dan tiga anaknya pun hilang dari pandangan mata.

“Mereka sempat minta maaf ke saya. Umi, maafin kami kalau ada salah selama ini,” ujar Syarifah mengulang pembicaraan terakhir dengan sang anak.

Setelah genggamannya terlepas dari sang anak, Syarifah mulai terapung di area masjid. Untungnya Syarifah terlihat oleh seorang pria, ia ditarik menuju atap masjid. Saat Syarifah akan diselamatkan oleh seorang pria dengan ditarik ujung rambutnya, namun Syarifah sempat terlepas. Kemudian dia mampu diselamatkan setelah pria itu menarik lengannya yang mulai kaku.

“Alhamdulilah saya bisa naik ke atap masjid, kami selamat sembilan orang dan ada anak usia 8 bulan satu orang,” ucapnya.

Setelah 9 jam berdiam diri di atap masjid, Syarifah dan seluruh korban yang selamat turun dan mulai berjalan kaki menuju perkotaan. Dia melihat bagaimana kehancuran yang terjadi di tanah Serambi Mekkah itu, mayat-mayat berserakan, ia merasa kiamat menghantaminya saat itu.

“Saat itu saya sudah linglung, anak hilang suami juga sudah tiada. Saya hanya sendiri saat itu,” ujarnya.

Qadarullah, Syarifah diselamatkan. Tahun berganti tahun ia lewati, masa kesembuhan pun mulai datang. Ia mulai menjalani hidup yang lebih baik, bangkit dari keterpurukan meski masih menyulam luka.

“Saya bersyukur bisa selamat, meski sendiri tapi saya coba bangkit lagi,” ucapnya.

Kini, Syarifah memulai hidup baru dengan keluarga kecilnya. saat ini dia juga mengabdikan diri sebagai petugas memandikan jenazah di wilayah Ulee Lheu dan rutin memberikan pengajian serta kajian untuk ibu-ibu di daerah ia tinggal.[KBA]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *