Workshop Rapa’i Uroh di Lhokseumawe: 50 Peserta Ikuti Pelatihan, Ini Harapan Seniman untuk Masa Depan Budaya Lokal

Workshop Rapa’i Uroh di Lhokseumawe: 50 Peserta Ikuti Pelatihan, Ini Harapan Seniman untuk Masa Depan Budaya Lokal

LHOKSEUMAWE | bidikindonesia.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe melalui Bidang Kebudayaan sukses menyelenggarakan Workshop Rapa’i Uroh bagi pelaku seni dan budaya lokal. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, sejak 29 hingga 30 April 2025, bertempat di Museum Kota Lhokseumawe, dengan mengusung tema: “Jaga Tradisi, Lestarikan Budaya.”

Sebanyak 50 peserta mengikuti kegiatan ini, yang terdiri dari seniman, pelaku budaya, pemuda, serta pengurus sanggar seni dari berbagai gampong di wilayah Kota Lhokseumawe. Workshop ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman teknis dan filosofis terhadap seni pertunjukan Rapa’i Uroh, sekaligus menjadi ruang kolaborasi antarpegiat seni budaya Aceh.

Dalam workshop tersebut, para peserta mendapatkan materi dari narasumber yang kompeten di bidang seni dan budaya Aceh, termasuk budayawan sekaligus pelatih Rapa’i Uroh, Dr. Raisatul Gebrina, yang mengupas aspek nilai-nilai budaya, teknik permainan rapai, dan pentingnya regenerasi seniman muda.

Salah satu peserta sekaligus pegiat seni Rapa’i Uroh, Jamaluddin, menyampaikan harapannya mewakili rekan-rekan seniman lainnya dalam sesi diskusi terbuka.

“Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini. Kami butuh ruang latihan yang berkelanjutan, pembinaan rutin dari pemerintah, dan perhatian yang nyata terhadap nasib pelaku seni tradisi. Rapa’i Uroh adalah warisan Aceh yang harus kita jaga bersama,” ungkap Jamaluddin.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, semangat peserta sangat tinggi, tetapi tantangan terbesar adalah minimnya dukungan dalam bentuk fasilitas latihan, panggung pertunjukan, dan akses terhadap pelatihan lanjutan.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Asep Rahmat Mulyana, S.Sos., mewakili Plt. Kepala Dinas, Dedi Irfansyah, ST, MT., dalam sesi tanya jawab terbuka itu ia langsung menanggapi pertanyaan peserta dan mengatakan, bahwa workshop ini merupakan bagian dari program strategis untuk membumikan kembali seni tradisional Aceh di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.

“Kami berkomitmen menjadikan seni dan budaya sebagai salah satu pilar pembangunan karakter masyarakat Lhokseumawe. Workshop ini adalah langkah awal, dan ke depan kami akan dorong pembentukan komunitas-komunitas budaya di setiap gampong,” ujarnya.

Acara akan berlanjut dengan pagelaran pertunjukan seni rapa’i uroh dengan penampilan kolaboratif antar peserta yang juga akan bertanding dengan 3 peserta grup rapa’i urouh seputaran kota lhokseumawe dan Aceh Utara yang diundang untuk hadir dan bertanding nanti malam nanti malam di gampong blang weu panjo kecamatan blang mangat kota lhokseumawe, sekilas informasi dari Kabid Kebudayaan Asep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *