Temuan Bersejarah, Tim Mapesa Temukan Makam Syah Bandar Abad ke-17 di Aceh Besar

Temuan Bersejarah, Tim Mapesa Temukan Makam Syah Bandar Abad ke-17 di Aceh Besar

Jantho|BidikIndonesia.com – Tim Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) kembali menorehkan penemuan penting. Mereka berhasil mengidentifikasi sebuah makam kuno milik seorang elite Kesultanan Aceh Darussalam di Gampong Lamreung, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.

Ketua Mapesa, Mizuar Mahdi, menyatakan bahwa penemuan ini sangat signifikan.

“Ini adalah makam Syah Bandar abad ke-17 pertama yang ditemukan oleh aktivis Mapesa di wilayah Aceh Besar,” ungkap Mizuar.

Proses penemuan makam Syah Bandar ini bermula dari kegiatan meuseuraya (gotong royong) tahap kedua yang diselenggarakan oleh Tim Mapesa di Gampong Lamreung pada Minggu, 6 Juli 2025.

Tim peneliti Mapesa membutuhkan beberapa hari untuk mengidentifikasi pemilik makam, sebab kondisi batu nisan saat ditemukan sudah rusak parah. Kegiatan gotong royong tersebut berfokus pada penataan dan restorasi kompleks pemakaman bersejarah tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini berfokus pada penataan dan restorasi sebuah makam dengan nisan yang sudah rusak parah,” jelas Mizuar.

Dengan sangat hati-hati, Tim Mapesa mengumpulkan setiap pecahan batu nisan yang selama ini terkubur dalam tanah. Proses penyelamatan ini sangat krusial, mengingat setiap fragmen memiliki nilai penting untuk mengungkap sejarah.

Setelah pecahan-pecahan nisan terkumpul, tim segera memulai proses restorasi yang memerlukan ketelitian ekstra. “Beberapa fragmen nisan, termasuk bagian kaki yang memuat epitaf dan zikir Jalalah, harus dibawa ke sekretariat Mapesa karena memerlukan ketelitian dan waktu yang lebih lama,” kata Mizuar.

Pada malam harinya, setelah dibersihkan dan dikeringkan, tim mulai merekatkan kembali bagian-bagian yang hancur. Proses ini diawali dengan merekatkan tiga bagian nisan puncak dan dilanjutkan secara bertahap pada malam-malam berikutnya untuk memastikan setiap rekatan benar-benar kuat.

Setelah proses restorasi rampung, Mizuar Mahdi melanjutkan, tim segera melakukan pembacaan inskripsi yang tersisa. Hasil temuan ini sangat mengejutkan dan menjadi penemuan krusial. Inskripsi tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa makam itu adalah milik seorang Syah Bandar atau penguasa pelabuhan di Bandar Aceh Darussalam.

Berikut adalah sebagian bunyi inskripsi yang berhasil dibaca:

1. Bismillahirrahmanirrahim

2. Hadza (inilah) nisan … Bandar Syah/Syah Bandar.

3. Dzikir Jalalah

4. Dzikir Jalalan

“Meski tidak ditemukan penanggalan wafat, tim Mapesa menduga Syah Bandar ini meninggal pada abad ke-11 Hijriah atau abad ke-17 Masehi,” ujar Mizuar.

Dugaan ini didasarkan pada tipe nisan, pola inskripsi, serta perbandingan dengan nisan-nisan lain dari periode yang sama. Sebagai contoh, nisan Keujruen Kandang dari masa Sulthana Tajul ‘Alam Shafiyyatuddin di Pidie yang wafat pada 1 Muharram 1090 Hijriah (12 Februari 1679 Masehi) di Gampong Peulanggahan, Banda Aceh, serta nisan Nashihatul Muluk di Gampong Baro, Banda Aceh, menjadi referensi perbandingan.

Menurut Mizuar Mahdi, penemuan ini memiliki arti yang sangat penting karena merupakan satu-satunya kubur Syah Bandar dari Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-17 yang berhasil ditemukan hingga saat ini.

Mizuar menambahkan, seluruh fragmen yang telah direstorasi akan kembali ditata di posisi awal penemuannya di kompleks makam bersejarah Gampong Lamreung pada Minggu, 13 Juli 2025.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *