BidikIndonesia.com – Takbir Menggema di Masjidil Haram, Arab Saudi mengiringi sambutan Idul Fitri 1446 Hijriah, yang jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025. Setelah pelaksanaan Shalat Magrib berjamaah pada Sabtu malam (29/3/2025).
Takbir itu terus menggema hingga pagi hari, menjelang Shalat Idul Fitri pukul 06.00 waktu setempat. Sejak dini hari, jamaah mulai memadati Masjidil Haram. Ribuan umat Islam dari berbagai penjuru dunia sudah berdatangan pada pukul 01.30 waktu setempat, untuk bersiap merayakan hari kemenangan ini.
Perayaan Idul Fitri tahun ini menjadi sangat istimewa dengan momen bersejarah di tengah pandemi yang semakin mereda, memungkinkan umat Islam untuk berkumpul di masjid suci terbesar di dunia.
Sejak dini hari, jamaah mulai memadati Masjidil Haram. Ribuan umat Islam dari berbagai penjuru dunia sudah berdatangan pada pukul 01.30 waktu setempat, untuk bersiap merayakan hari kemenangan ini.
Perayaan Idul Fitri tahun ini menjadi sangat istimewa dengan momen bersejarah di tengah pandemi yang semakin mereda, memungkinkan umat Islam untuk berkumpul di masjid suci terbesar di dunia. Penetapan 1 Syawal 1446 H ini diumumkan oleh Mahkamah Agung Arab Saudi berdasarkan pengamatan hilal atau bulan sabit yang terlihat di wilayah kerajaan.
Pemerintah Saudi melalui Royal Court mengonfirmasi bahwa hari pertama Idul Fitri 2025 jatuh pada 30 Maret 2025, setelah hilal terlihat pada Sabtu sore.
Pengumuman ini juga disusul dengan pengumuman dari negara-negara tetangga seperti Uni Emirat Arab dan Qatar yang turut merayakan Idul Fitri pada hari yang sama.
Namun, beberapa negara seperti Oman dan Iran memutuskan untuk merayakan hari pertama Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025.
Pengamatan Hilal dan Penetapan Idul Fitri Hari pertama Idul Fitri
hari pertama idul fitri ditetapkan berdasarkan pengamatan bulan sabit yang dilakukan oleh tim ahli astronomi dan pengamat bulan lokal di Arab Saudi.
Meskipun para astronom memperkirakan hilal sulit terlihat pada Sabtu (29/3), pengamatan menggunakan teleskop atau alat optik lainnya, hilal berhasil terlihat dengan jelas. Hal ini membuat tanggal 30 Maret 2025 sebagai hari pertama Syawal, sesuai dengan kalender kerajaan Saudi.
Sejumlah negara Muslim lainnya, yang mengikuti keputusan pemerintah Saudi dalam penetapan Idul Fitri, juga merayakan hari raya pada tanggal yang sama.
Sementara itu, negara seperti Indonesia, yang lebih bergantung pada sidang isbat untuk menetapkan awal Syawal, baru akan merayakan Idul Fitri pada 31 Maret 2025, setelah pemantauan hilal pada Minggu malam.
Suasana Takbir di Masjidil Haram Jamaah yang telah memadati setiap sudut Masjidil Haram
Jamaah yang telah memadati setiap sudut Masjidil Haram sejak dini hari menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyambut Idul Fitri.
Takbir yang dikumandangkan oleh imam di Masjidil Haram menggema di seluruh kawasan masjid.
Meskipun suasananya sangat padat, para jamaah lebih banyak menyimak takbir yang dikumandangkan imam, berbeda dengan tradisi di Indonesia atau Aceh, di mana takbir biasanya diikuti oleh seluruh jamaah.
Takbir ini diperkirakan akan terus bergema hingga memasuki jadwal Shalat Idul Fitri pada sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Masjidil Haram, yang menjadi tempat paling suci bagi umat Islam, kembali dipenuhi dengan nuansa spiritual yang khusyuk di pagi hari menjelang perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa.
Idul Fitri 2025 di Berbagai Negara
Sejumlah negara berpenduduk mayoritas Muslim, selain Arab Saudi, mengikuti jejak kerajaan dalam merayakan Idul Fitri pada hari yang sama.
Negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, yang juga mengandalkan pengamatan bulan, menyambut hari raya pada 30 Maret 2025.
Sebaliknya, negara-negara seperti Oman dan Iran memutuskan untuk merayakan pada 31 Maret 2025, mengikuti perhitungan yang lebih ketat dalam menentukan awal bulan Syawal.
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Agama, setelah melakukan sidang isbat, mengumumkan bahwa 1 Syawal 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025, menggenapkan bulan Ramadan menjadi 30 hari penuh.
Proses pemantauan hilal di 33 lokasi di seluruh Indonesia menyimpulkan bahwa posisi hilal belum memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk hari raya pada 30 Maret.
Tradisi Takbir di Seluruh Dunia
Di Masjidil Haram, takbir yang bergema juga menjadi simbol rasa syukur umat Islam atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Meskipun di Indonesia tradisi takbir diikuti dengan suara bersama jamaah, di Masjidil Haram, jamaah lebih cenderung mendengarkan takbir dari imam.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya rasa khusyuk umat Islam dalam menjalani hari raya Idul Fitri di tempat yang penuh berkah ini. Dengan berakhirnya bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia merayakan kemenangan atas kesabaran dan ibadah yang dilakukan selama sebulan penuh.
Takbir yang menggema di Masjidil Haram merupakan bagian dari tradisi spiritual yang menghubungkan umat Islam di seluruh dunia dalam kebersamaan dan keberkahan yang datang dari Allah SWT.