Survei Charta Politika: Elektabilitas PDIP Naik, NasDem Turun

Survei Charta Politika: Elektabilitas PDIP Naik, NasDem Turun

Jakarta

Lembaga Survei Charta Politika juga merilis hasil survei elektabilitas partai politik pada Pemilu 2024. Hasilnya sebanyak 23,5% responden memilih PDI Perjuangan, naik dibandingkan survei sebelumnya. Selain itu, terdapat penurunan elektabilitas parpol, termasuk NasDem.

Survei tersebut dilaksanakan pada 8-16 Desember 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1.220 responden yang tersebar di 34 Provinsi. Sampel dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden diberi pertanyaan yang berbunyi, Seandainya pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR RI dilaksanakan hari ini dan diikuti oleh partai politik di bawah ini partai apa yang Ibu/Bapak pilih?’.

Bacaan Lainnya

Hasilnya:
1. PDIP 23,5%
2. Gerindra 13,7%
3. Golkar 9%
4. PKB 8,7%
5. Demokrat 7,7%
6. PKS 7,2%
7. NasDem 4,3%
8. PAN 3,4%
9. Perindo 3,4%
10. PPP 3,4%
11. PSI 0,5%
12. PBB 0,5%
13. Garuda 0,3%
14. Hanura 0,2%
15. Gelora 0,2%
16. PKP 0,2%
17. Partai Buruh 0,2%
18. PKN 0,1%
Tidak tahu/tidak jawab 13,9%

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan jika dilihat tren elektabilitas partai politik, PDIP mengalami kenaikan dari rilsi survei Charta Politika sebelumnya. Pada bulan April 2022 elektabilitas PDIP 24,7%, sedangkan Juni 2022 mulai menurun menjadi 24,1%, September 2022 turun menjadi 21,4%, November 2022 turun menjadi 21,7%, sedangkan Desember mulai naik 23,5%.

“Kalau kita lihat trennya ada kecenderungan pertama PDI Perjuangan mulai menata kembali naik belum sama dengan angka elektabilitas sebelumnya yang ada di angka 24%, tapi setelah dua kali turun di bulan September dan November, PDIP naik kembali,” kata Yunarto dalam rilis survei yang disiarkan secara daring di YouTube Charta Politika Indonesia, Kamis (22/12/2022).

Sementara itu Gerindra dan Golkar dinilai cukup stagnan dari beberapa hasil survei sebelumnya. Misalnya pada April 2022 elektabilitas Gerindra 11,9%, lalu naik pada Juni 2022 elektabilitas Gerindra menjadi 13,8%, selanjutnya naik lagi pada September 2022 menjadi 14,8%, November turun menjadi 14,5%, dan Desember turun di angka 13,7%.
Adapun Golkar cenderung stabil di sekitar angka 9% dibandingkan dari rilis sebelumnya.

Sementara itu Partai Demokrat dan PKS disebut mengalami kenaikan. Dalam rilis survei Charta Politika pada April 2022 Demokrat dipilih 9,8% responden, turun pada Juni 2022 menjadi 8,3%, sedangkan pada September naik sedikit menjadi 8,7%, namun turun pada November 2022 menjadi 8,5%, tetapi kembali naik pada Desember 2022 ke 8,7%.

Sedangkan PKS cenderung stabil di angka 7% dari rilis survei Charta Politika sebelumnya, yaitu pada September 2022 di angka 7,6%, namun pada November 2022 sempat turun ke angka 6,9%, tetapi pada Desember mengalami kenaikan ke angka 7,2%. Yunarto menilai kenaikan tersebut harus dikaji karena kedua partai ini digadang-gadang akan bergabung dengan koalisi bersama NasDem.

“Yang menarik kenapa malah PKS dan Demokrat walaupun belum melakukan deklarasi dan belum melakukan konsolidasi keliling-keliling dengan Anies Baswedan malah terus mengalami kenaikan, bahkan kecenderungan Demokrat sudah berimbang dengan Golkar dan PKB masih dalam selisih margin of error,” tuturnya.

Akan tetapi NasDem mengalami penurunan elektabilitas dari sebelumnya pada Juni 2022 Charta Politika mencatat 5,3%, sedangkan pada September turun ke 4,8%, tetapi pada November 2022 naik ke angka 6%, lalu pada Desember turun ke angka 4,3%. Yunarto mempertanyakan penurunan tersebut, sebab NasDem baru-baru ini sering melakukan kunjungan ke daerah bersama Anies.

“Ada penurunan yang terjadi ini menarik juga saya melihat tadinya ada situasi kenaikan dari rilis yang kita lakukan di bulan November setelah 3 Oktober terjadi deklarasi oleh NasDem terhadap Anies Baswedan dan kita tahu diikuti oleh berbagai macam gerakan konsolidasi di beberapa daerah, tapi ternyata di survei kita sekarang mengalami penurunan di angka 4,3%,” ujarnya.

“Walaupun masih di atas angka yang kemarin dirilis ya..= Kalau saya tidak salah oleh SMRC ada di angka 3,2%, masih memenuhi prasyarat untuk parliamentary threshold tapi masih Jadi PR, menjadi pertanyaan dan bahan diskusi. Kenapa kemudian malah mengalami penurunan,” sambungnya.

Simak video ‘Survei Charta Politika: Ganjar Teratas, Anies-Prabowo Bersaing Ketat’:

[Gambas:Video 20detik]

(yld/gbr)

source

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *