Sosialisasi Pembuatan Barel Kompos: Langkah Baru Menuju Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan

Sosialisasi Pembuatan Barel Kompos: Langkah Baru Menuju Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan

Bidik Indonesia.com|Aceh Besar. Gampong Luthu Lamweu, Kecamatan Suka makmur, Aceh Besar – Dalam upaya mendukung program peningkatan kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah berkelanjutan, dosen dan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) baru-baru ini menggelar sosialisasi mengenai pembuatan barel kompos sampah organik. Aceh Besar. 05,09,2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat setempat tentang pengolahan limbah organik yang dapat dijadikan pupuk alami bagi pertanian.

Program ini adalah bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan (PKM BPB) yang didanai oleh PNBP Universitas Syiah Kuala. Kegiatan ini melibatkan tim pengabdi dari berbagai disiplin ilmu, termasuk dr. Tilaili Ibrahim, M.Kes, Sp.KKLP, dan dr. Nurjannah, MPH., Ph.D., Sp.KKLP dari Ilmu Kesehatan Masyarakat, serta Sofyana, ST. MT dari Teknik Kimia.

Mereka bekerja sama untuk mengurangi volume sampah organik di desa dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.

Dr. Nurjannah menjelaskan, “Memanfaatkan sampah rumah tangga yang bersifat organik, seperti kulit buah, potongan sayur, dan daun kering, untuk pembuatan kompos, lebih bermanfaat daripada hanya membuangnya begitu saja. Dengan cara ini, kita dapat mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir secara signifikan.”

Bacaan Lainnya

Pembuatan barel kompos bertujuan untuk membantu masyarakat mengelola sampah organik dengan lebih efisien. Kompos yang dihasilkan dari barel dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Ini sangat bermanfaat untuk pertanian dan kebun rumah tangga.

Sofyana, ST. MT menambahkan, “Memperkenalkan barel kompos juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Edukasi ini diharapkan dapat mendorong praktik ramah lingkungan lainnya di desa.”

Dr. Tilaili Ibrahim juga menekankan manfaat dari kompos, “Kompos dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimiadan menjadi alternatif pengganti pupuk kimia yang mahal serta dapat mencemari lingkungan. Kompos organik adalah pilihan yang lebih alami dan berkelanjutan.”

Program Pengabdian ini melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA, termasuk Miftahul Arzaq, Baitul Nura, Refilla Aulia, Afifah Nibras, Anisa Ulfikhairah, Desi Widyasari Harahap, dan Fachrul Fedura. Keterlibatan mahasiswa bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat serta menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam situasi nyata.

Program Pengabdian yang dirangkai dengan Program KKN-Tematik di Desa Luthu Lamweu ini, juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah gampong dan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala melalui program Pekan Bakti Mahasiswa Teknik (PBMT) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT USK. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena pembuatan kompos menggunakan barel (tong) merupakan proses yang mudah dilakukan.

Saat ini, pembuatan barel kompos dilakukan untuk masing-masing rumah yang bersedia menjadi anggota kelompok kompos, dengan rencana pembuatan barel kompos kolektif yang lebih besar untuk digunakan secara bersama-sama.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi momen penting dan komitmen bersama terhadap keberlanjutan lingkungan. Foto bersama ini menjadi simbol dari langkah kolektif dalam menciptakan perubahan positif di lingkungan sekitar.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat menerapkan teknik komposting di rumah, mengolah sampah organik menjadi kompos berkualitas, serta mendukung lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman, dan memperkuat perekonomian lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *