Tubaba, Bidikindonesia – Sudah menjadi hal lumrah pada kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) jika masyarakat atau Kepala Tiyuh (Desa) menyampaikan permohonan untuk sebuah pembangunan demi kemajuan di wilayah mereka kepada Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba).
Namun ada permohonan yang berbeda pada Musrenbang tingkat Kecamatan Tulangbawang Tengah yang berlangsung di gedung serba guna Tiyuh Tirta Makmur pada Kamis, 02 Februari, 2023.
Permohonan itu datang dari tuan rumah pada kegiatan tersebut, Rudi Harto Kepala Tiyuh Tirta Makmur ini menyampaikan harapannya dihadapan para pejabat Pemkab Tubaba, DPRD juga Sri Haryanto Kepala Kejari Tubaba.
Entah semata-mata bercanda namun tetap serius, entah pula spontanitas memang sengaja dilakukannya. Dengan tegas, Rudi Harto menyentil Kajari untuk melakukan pemantaun atau penyelidikan terkait terbengkalainya batu material milik Dinas PUPR yang berserakan dibahu jalan mulai dari pertigaan simpang siregar hingga Tiyuh Tirta Kencana.
“Pak kajari tolong pak, ini bisa jadi temuan ini pak,” Pinta Rudi Harto kepada Sri Haryanto seraya mendapat tepuk tangan para peserta Musrenbang.
Dihadapan para pejabat Dinas PUPR itu langsung, Rudi Harto melaporkan secara lisan kepada Kajari jika material itu telah terbengkalai berbulan-bulan tanpa ada kejelasan kapan perbaikan jalan terealisasi.
“Miris bagi kami pak!, batu sudah lima bulan numpuk habis tidak karuan. Jalan penghubung Tirta Makmur ke Tirta Kencana, ini pak jalannya bisa diliat langsung kalau saya berbohong. Jadi mohon maaf pak, saya memang kalau berbicara seperti ini, tapi fakta,” ujarnya.
Menjawab pernyataan Rudi Harto, Sumardi Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR mengaku batu yang terbengkalai merupakan sisa pelatihan yang digelar tahun lalu. Meski jumlahnya tersebar disepanjang jalan antar Tiyuh tersebut tidak sedikit, namun dia pastikan batu-batu terbengkalai ini bukan untuk perbaikan jalan.
“Kita memang ada kegiatan swaklola, tapi jalan ini belum masuk prioritas kita 2022, rencananya kita masukan pada 2023. Memang ada kegiatan kita (Dinas PUPR) pelatihan jasa kontruksi (Jakon) yang prakteknya ada diruas jalan tersebut. Menanggapi sisa batu material yang tersisa bukannya ada apa-apa, mungkin pada saat jakon ini tidak sepanjang ruas itu. Materinya terkait dengan pekerjaan lapen tambal sulam untuk tukang-tukang yang ada di Tubaba,” jawab Sumardi.
Perihal itu pula mendapat respon Yantoni, Ketua Komisi I DPRD, dirinya menyatakan tidak tepat jika sarana pelatihan dilakukan pada jalan tersebut yang memang kerusakan telah terjadi disejumlah titik sejak lama.
“Bagaimana Tulangbawang Tengah ibu kota Tubaba tapi aksesnya seperti itu. Masalah batu itu, mengapa untuk belajar atau pelatihan ada disitu, inikan akhirnya jadi kacau begini. Jangan bisa menyampaikan didepan publik itu baik-baik semua, tapi kenyataan itu harus banyak yang dilakukan,” tandas Yantoni.(Jaky)