Petugas Operator SPBU di Takengon di Aniaya Dan di Viralkan

Petugas Operator SPBU di Takengon di Aniaya Dan di Viralkan

Petugas Operator SPBU di Takengon di Aniaya Dan di Viralkan OTK,

Takengon | BidikIndonesia Petugas operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) No.14245445 Tansaril, Takengon, Aceh Tengah mengalami insiden kekerasan yang dilakukan oleh konsumen (pengendara sepeda motor), kejadian berlangsung pada Rabu (05/02/2025).

Lebih lanjut, pelaku diduga juga sempat mencekik petugas operator tersebut dan peristiwa itu pun viral di media sosial. Dalam hal ini pihak SPBU No.14245445 Tansaril, Takengon menjelaskan terkait kronologis peristiwa yang sebenarnya pihaknya juga telah membuka rekaman CCTV untuk melihat kejadian yang sebenarnya di lokasi SPBU setempat.

Firman (24), seorang petugas operator yang saat itu piket pada pagi Rabu menjelaskan bahwa dirinya pagi itu pukul 07:15 WIB sudah masuk kerja dan membuka Water Barrir (pembatas jalan) berwarna orange di jalur jalan pengisian nomor 4 dan 5 pagi itu. Sedangkan jalur 4 di gunakan untuk pengisian BBM khusus roda 2, dan jalur 5 khusus untuk jalur roda 4.

“Pagi itu pukul 17:15 WIB saya masih sendirian piket yang datang ke lokasi pengisian SPBU tempat saya bekerja, seperti biasa saya membuka jalur jalan agar warga yang mengantri tidak di jalan raya dan bisa masuk ke areal antrian di SPBU.” terangnya.

Bacaan Lainnya

Kemudian Firman (24), menjelaskan kembali bahwa ada seorang bapak-bapak membawa kendaran motor jenis Supra yang mana bapak tersebut juga membawa karung yang isinya buah durian. Dia berhenti di jalur pom nomor 5. Dimana saat itu sudah saya arahkan agar pindah ke jalur 4 utuk kendaran roda 2, karena di jalur 5 itu khusus utuk roda 4, namun bapak itu tidak mau pindah dan bertahan di jalur nomor 5.

Akibat ulah dari pengendara tersebut semua kendaran roda dua yang datang langsung antri di belakang sepeda motor pengendara itu di jalur pengisian pom bensin nomor 5.

“Bisa kita lihat di CCTV SPBU tingkah laku bapak itu sebelum kejadian,” Tegas Firman.

Dari keterangan petugas yang saat itu sedang bekerja mengisi BBM roda empat di jalur Pom 5. Petugas juga melihat pengendara itu memaksa melakukan mengisi BBM sendiri dan mengambil selang pengisian bensin.

“Ini sangat aneh, saya mengatakan selang itu terkunci tidak bisa sembarangan orang mengisi, bapak itu tidak mengopen saya dan dia mengotot mengisi BBM sendiri seolah-olah SPBU ini milik dia, akan tatapi karena pelaku itu telah mengotak atik nozzel tanpa izin namun gagal mengisi bensin kendarannya,” jelasnya.

“Mungkin pelaku kesal dan tidak sabar sehingga dia merekam video saat saya sedang bekerja mengisi BBM roda 4, dia melontarkan kata-kata tidak pantas, dan dia juga menyodorkan kameranya langsung tertuju ke muka saya sambil mencekik leher saya dan saya juga membela diri menepis tangan dia sehingga handphone nya terjatuh,” pungkasnya.

Sementara, Win Sejahtera Penanggung jawab SPBU No.14245445 mengatakan selain memviralkan video, pelaku sudah kita ajak bertemu guna menyelesaikan persoalan ini. Pelaku saat di hubuni melalui DM Instagram, berdalih bahwa ia bukan warga Aceh Tengah. Pelaku juga mengatakan ia sudah jalan menuju daerah Kabupaten Karo.

“Pelaku ini juga malah meminta agar pegawai kami membuat penyataan permohonan maaf kepadanya. Jika pelaku tetap tak beritikad baik dan tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya maka kami selanjutnya pihak SPBU akan melanjutkan ke proses hukum.” Ujar Win Sejahtera.

Selain itu pihak SPBU sudah mengumpulkan bukti-bukti rekaman CCTV atas tentang tingkah laku pelaku pada Rabu (05/02/25) pagi itu.

“Karena perbuatan pelaku diluar kapasitasnya telah mengutak atik nozzel tanpa izin untuk mengisi BBM ke kendaraanya. Selain itu, pelaku juga telah melakukan aksi perekaman tanpa izin sesuai peraturan diterapkan oleh Pertamina, pelaku juga telah melakukan kekerasan terhadap petugas operator kami. Dimana sanksi berlaku terhadap pelanggaran ini sesuai Undang-undang ITE, termasuk pelaporan tindakan kekerasan dilakukan oleh pelaku terhadap pegawai SPBU,” bebernya.

Selanjutnya, namun demikian pihak SPBU tetap memberikan ruang bagi pelaku untuk mediasi, sebab menurut Win Sejahtera sebagai penanggung jawab, penyelesaian tertinggi dari perselisihan adalah perdamaian.[Nanggroemedia]

“Kami beri waktu pelaku perekaman untuk mediasi dan kita fasilitasi agar berdamai dengan pegawai kami yang menjadi korban kekerasan pelaku di kantor SPBU Tansaril Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *