Peringkat Pertama di Aceh dan Kedua Nasional, Ini Realisasi Belanja Pemko Banda Aceh

Peringkat Pertama di Aceh dan Kedua Nasional, Ini Realisasi Belanja Pemko Banda Aceh

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh mencatatkan kinerja positif dengan realisasi belanja  tertinggi di Provinsi Aceh dan menempati peringkat kedua tertinggi secara nasional untuk tahun anggaran 2025

Hal ini berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri yang dipaparkan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Harga Beras dan Pengendalian Inflasi yang dilaksanakan secara hybrid.

‎Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Kota (BPKK) Banda Aceh, Alriandi Adiwinata, menjelaskan bahwa capaian ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Kota dalam menjaga efisiensi dan percepatan penyerapan anggaran di tengah situasi ekonomi yang dinamis.

‎“Per 17 Oktober 2025, realisasi belanja Pemko Banda Aceh telah mencapai Rp1,02 triliun atau sekitar 71,02 persen dari total anggaran belanja daerah. Capaian ini tidak hanya tertinggi di Aceh, tetapi juga menjadi bukti komitmen kita terkait efektivitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran di Banda Aceh,” ujar Alriandi dalam keterangannya, Rabu (22/10/2025).

‎Selain itu, dari sisi pendapatan daerah, Banda Aceh juga berada dalam zona hijau dengan realisasi sebesar Rp1,43 triliun atau 76,10 persen dari target pendapatan tahun 2025.

Menurut Alriandi, kinerja tersebut menandakan tata kelola keuangan daerah yang sehat, di mana belanja pemerintah tetap terjaga dalam koridor kemampuan fiskal yang berkelanjutan.

‎“Kinerja pendapatan yang baik menjadi dasar utama bagi kemampuan belanja daerah yang optimal. Prinsip kami bukan sekadar cepat membelanjakan, tapi tepat sasaran dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” tambahnya.

‎Rakor Kemendagri juga menyoroti korelasi positif antara kecepatan realisasi belanja dan pengendalian inflasi daerah. Pemko Banda Aceh dinilai berhasil menyeimbangkan kedua aspek tersebut, menjaga daya beli masyarakat melalui belanja produktif sekaligus memastikan stabilitas harga bahan pokok.

‎Capaian ini menguatkan posisi Banda Aceh sebagai daerah dengan tata kelola fiskal yang efisien di Indonesia. Dengan serapan anggaran yang tinggi, Pemko mampu mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, dan kegiatan ekonomi masyarakat, tanpa mengorbankan prinsip akuntabilitas.

‎Menutup pernyataannya, Alriandi menyampaikan apresiasi kepada seluruh perangkat daerah atas kinerja kolaboratif yang konsisten. ‎“Kita akan terus menjaga ritme positif ini hingga akhir tahun anggaran. Target kami bukan hanya mempertahankan posisi terbaik, tapi memastikan setiap rupiah anggaran benar-benar kembali menjadi manfaat bagi masyarakat Banda Aceh,” tutupnya.

‎Sementara Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh yang berorientasi pada kinerja, kolaborasi, dan akuntabilitas.

‎“Alhamdulillah, ini adalah buah dari kerja keras dan sinergi seluruh perangkat daerah. Kita ingin memastikan bahwa APBK bukan sekadar angka dalam dokumen, tetapi benar-benar menjadi instrumen untuk mempercepat pembangunan dan menghadirkan kesejahteraan bagi warga Banda Aceh,” ujar Illiza.

‎Wali kota menegaskan, pengelolaan keuangan daerah yang baik harus sejalan dengan prinsip transparansi dan keberpihakan kepada masyarakat.

“Kita ingin setiap belanja pemerintah memberi dampak nyata — memperbaiki layanan publik, membuka ruang ekonomi, dan memperkuat ketahanan sosial masyarakat,” ungkap Illiza.

‎Ia juga menambahkan bahwa capaian tersebut akan menjadi dorongan untuk terus meningkatkan disiplin fiskal dan inovasi dalam perencanaan pembangunan.

‎“Insyaallah, capaian ini bukan akhir, tapi motivasi agar kita terus bekerja dengan prinsip Banda Aceh Kolaborasi — menghadirkan pemerintahan yang efisien, responsif, dan berpihak kepada rakyat,” pungkasnya.(*)

Bacaan Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *