Petugas dari Dinas Pariwisat Sabang melakukan pengutipan retribusi pada wisatawan yang masuk ke lokasi wisata Teupin Layeu.
Sabang | BidikIndonesia – Penerimaan retribusi wisata di Kota Sabang mengalami penurunan pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data dari Dinas Pariwisata mencatat, penerimaan tahun 2023 sebesar Rp169.620.000, sementara pada tahun 2024 menurun menjadi Rp140.100.000.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang Samsul Rizal melalui Kepala Bidang Destinasi, Zulfikar mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh dihentikannya pemungutan retribusi di kawasan wisata Kilometer 0. Sejak awal 2024, Pemko Sabang sudah tidak lagi menarik retribusi dari area tersebut, dikarenakan wilayah KM 0 masuk dalam Kawasan hutan lindung yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam).
“Sebelumnya, pemungutan di Kilometer 0 memberikan kontribusi cukup besar terhadap retribusi kita. Kalau masih dipungut di sana, kemungkinan besar penerimaan tahun 2024 bisa setara atau bahkan lebih tinggi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Sabang, Minggu (27/04/2025).
Saat ini, pemungutan retribusi difokuskan pada dua lokasi wisata, yakni di Tepinlayeu dan Benteng. Di Tepinlayeu, tarif retribusi ditetapkan Rp5.000 per orang, sementara kendaraan roda dua dikenakan Rp3.000 dan roda empat Rp10.000.
Sementara itu, di kawasan wisata Benteng, tarif retribusi untuk pengunjung adalah Rp3.000 per orang. Tarif untuk kendaraan bermotor di Benteng sama dengan tarif yang berlaku di Tepinlayeu.
“Pembagian hasil retribusi sudah diatur dalam perjanjian, 60% untuk Pemerintah Kota dan 40% untuk Gampong. Pemungutan sendiri dikelola oleh Pokdarwis yang telah bekerja sama dengan pemerintah melalui perjanjian resmi,” tambahnya.[RRI]
Dengan hanya mengandalkan dua lokasi tersebut, Pemerintah Kota Sabang akan terus berupaya menjaga stabilitas penerimaan retribusi. Di sisi lain, fasilitas di kawasan wisata akan tetap ditingkatkan sesuai kemampuan anggaran.