Banda Aceh|BidikIndoensia.com – Direktur Utama Bank Aceh, Fadhil Ilyas, mengatakan saat ini proses pemulihan jaringan di seluruh cabang Bank Aceh mencapai 98 persen. Dia berharap bank milik rakyat Aceh ini dapat segera beroperasi normal, seperti sebelum bencana banjir.
“Kami memahami bahwa akses terhadap layanan keuangan sangat krusial. Apalagi saat masyarakat berjuang memulihkan diri dari dampak bencana,” kata Fadhil, Sabtu, 6 Desember 2025.
Sesaat setalah memonitor perkembangan situasi pascabanjir, kata Fadhil, Direksi Bank Aceh membentuk tim task force percepatan pemulihan operasional kantor. Tim khusus ini beranggotakan personel terbaik dan mulai bergerak masif sejak Rabu, 27 November 2025.
Tim, kata Fadhil, bekerja tanpa berhenti. Mereka menyisir dan memulihkan seluruh jaringan kantor yang terdampak banjir. Dalam waktu singkat, 42 jaringan kantor di sepanjang wilayah Sigli, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Idi, Takengon, Bener Meriah, dan Blangkejeren, kembali aktif.
“Termasuk seluruh kantor cabang pembantu di bawahnya. Ini merupakan kabar baik yang memungkinkan masyarakat di wilayah tersebut segera melakukan transaksi keuangan, seperti penarikan tunai, pengiriman uang, hingga penyaluran dana bantuan,” kata Fadhil.
Fadhil mengatakan bencana banjir ini merusak banyak fasilitas dan infrastruktur, termasuk jaringan operasional perbankan. Namun pihaknya memastikan layanan perbankan tetap optimal dan masyarakat dapat segera mengakses kebutuhan transaksi keuangannya di tengah situasi darurat ini.
Bank Aceh saat ini memiliki 192 jaringan kantor, terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu dan payment point, yang tersebar di Aceh, Medan, dan Jakarta. Bencana banjir berdampak pada operasional 46 jaringan kantor Bank Aceh di Aceh. Manajemen juga menghentikan operasional demi keselamatan karyawan dan aset, serta karena akses yang terputus dan kerusakan infrastruktur.
“Ketika bencana datang, prioritas utama Bank Aceh adalah memastikan keselamatan seluruh tim dan yang paling penting dan memulihkan layanan secepat mungkin,” kata Fadhil.
Saat ini, kata Fadhil, tinggal empat jaringan kantor di Aceh Tamiang yang tengah dipulihkan. Tim menargetkan seluruh jaringan itu pulih Senin depan. Fadhil berharap Bank Aceh dapat beroperasi optimal segera. Ribuan Bank Aceh membutuhkan layanan untuk kebutuhan sehari-hari, modal usaha, atau penanganan darurat pasca bencana.
“Kami tidak hanya berbicara tentang operasional dan mesin anjungan tunai mandiri (ATM); kami berbicara tentang tanggung jawab sosial dan keberpihakan kepada masyarakat yang sedang berjuang,” kata Fadhil.***
