Pemko Banda Aceh dan PT PLN Teken Perjanjian

Pemko Banda Aceh dan PT PLN Teken Perjanjian

BidikIndonesia | Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh dan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Banda Aceh melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Tentang Pemungutan dan Penyetoran Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) Atas Tenaga Listrik Pemerintah Kota Banda Aceh. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Wali Kota Banda Aceh, Senin 5 Februari 2024.

Manajer PT PLN UP3 Banda Aceh Eka Rahma Daniati dalam sambutannya menyebutkan bahwa PT PLN menyambut baik kerja sama ini. Pihaknya sangat terbuka dan siap bekerja sama dengan Pemko Banda Aceh dalam hal pemungutan dan penyetoran PBJT sesuai dengan jumlah tagihan listrik pelanggan.

Untuk itu, segala kebutuhan data terkait penggunaan energi listrik diharapkan dapat dikomunikasikan kepada pihaknya. “Maka dari itu pada hari ini, saya membawa serta tim PLN UP3 BAC. Rekan-rekan di sini nantinya yang akan intens berkomunikasi dengan pihak Pemko terkait kebutuhan data,” ucap Eka.

“Pada dasarnya, kami siap bekerja sama sebab apa yang kita lakukan ini sama-sama untuk kepentingan negara, khususnya seluruh masyarakat Kota Banda Aceh, lanjutnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin dalam arahannya berharap kerja sama yang telah terjalin dapat terus terbina dengan baik. Ia menyebutkan bahwa kerja sama yang dibangun ini merupakan ikhtiar untuk mendapat data terkait Penerangan Jalan Umum (PJU) dan PBJT atas tenaga listrik dalam proporsi yang benar.

Bacaan Lainnya

“Sehingga data PBJT atas tenaga listrik ini dapat kami pertanggungjawabkan kepada auditor dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI,” tuturnya.

Selain itu, Amiruddin juga menyebutkan bahwa Pemko Banda Aceh akan membentuk tim gabungan untuk menyisir titik PJU di setiap sudut kota. Hal ini dilakukan untuk melihat kelayakan dan spesifikasi PJU serta untuk melakukan penertiban PJU liar.

“Kita akan pastikan titik PJU itu bermanfaat untuk orang banyak dan spesifikasinya sesuai kebutuhan masyarakat. Jika ditemukan ada PJU yang dipasang tanpa koordinasi atau tidak tepat sasaran akan kami lakukan pembongkaran,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Amiruddin juga menjelaskan bahwa pemasangan PJU harus dilakukan sesuai dengan prosedur, sebab hal tersebut berkaitan dengan tagihan listrik yang harus dilunasi oleh pemerintah kota setiap bulannya.

“Masyarakat melalui keuchik dapat mengajukan permohonan pemasangan PJU kepada pemerintah. Baru kemudian disurvei kelayakannya serta jenis penerangan yang sesuai. Setelah itu jika dianggap layak, baru dilakukan pemasangan lampu penerangan,” jelasnya.

Amiruddin menegaskan pemasangan PJU tanpa koordinasi dengan pemerintah merupakan tindakan ilegal. Hal tersebut bukan hanya berbahaya bagi keselamatan warga, namun juga berdampak pada jumlah tagihan energi listrik yang menjadi beban pemerintah kota.

“Untuk itu pemerintah gampong juga harus proaktif melakukan pengawasan di wilayahnya. Jika ada pemasangan PJU di luar prosedur, apalagi dilakukan dengan sepengetahuan perangkat gampong, maka tagihannya itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah gampong,” pungkasnya.

“Tujuan kita membenahi permasalahan PJU ini hanya satu, yaitu bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi segenap masyarakat di Kota Banda Aceh,” tutupnya.[KBA]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *