Pelatihan Nasyid Rebana Aceh Besar

Pelatihan Nasyid Rebana Aceh Besar

Aceh Besar | BidikIndonesia – Rebana merupakan musik klasik yang menjadi kebanggaan di Aceh. Musik ini adalah bagian dari seni budaya yang bernuansa Islami, mengandung lagu-lagu shalawat, nasihat, peringatan, dan teladan. Musik tradisional ini telah membudaya sejak puluhan tahun yang lalu.

Namun, saat ini peminat musik nasyid rebana mulai menurun, khususnya di lingkungan Madrasah. Hampir semua Madrasah dan sekolah tidak lagi memiliki grup nasyid rebana yang bisa ditampilkan dalam setiap kegiatan keagamaan atau diperlombakan seperti dahulu.

Ismul Azzam, seorang musisi Qasidah LASQI Aceh, mengusulkan diadakannya pelatihan nasyid rebana kepada guru-guru MI di Aceh Besar. Usulan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan terhadap musik rebana agar keindahan musik ini tidak hanya menjadi kenangan.

Usulan tersebut terlaksana. Pada tanggal 29 Juli 2024, Kakankemenag Aceh Besar, H. Saifuddin, SE, secara resmi membuka kegiatan pelatihan nasyid rebana bagi guru-guru MI Aceh Besar. Pelatihan yang berlangsung di gedung BPMP Niron Aceh Besar dari 27 hingga 31 Juli 2024 ini diikuti oleh 24 Madrasah Ibtidaiyah dan berlangsung penuh semangat.

Dalam sambutannya, Kakankemenag berpesan agar peserta diklat serius mengikuti pelatihan hingga tuntas untuk mencapai tujuan. Ia menyatakan bahwa mencintai musik adalah suatu keindahan. Menurutnya, hidup tanpa musik bagaikan malam tanpa bintang, tentu akan kelam tanpa warna. Dengan musik, hidup akan lebih semangat, namun tetap harus sesuai dengan norma-norma agama.

Bacaan Lainnya

Pelatihan diawali oleh Maulidella, seorang musisi nasyid rebana. Di antara peserta, ada yang sudah mengenal musik rebana dan ada juga yang belum sama sekali, menciptakan keragaman yang membuat pelatihan semakin menarik.

Banyak pembelajaran yang diperoleh peserta dalam diklat ini, mulai dari mengenal alat musik rebana, cara memegang dan menggunakannya dengan nada yang disesuaikan, pola pukulan yang beragam seperti rumba, memperhatikan tanda tempo, intro dalam bernyanyi, ritem, hingga cara menyeleksi peserta didik untuk pembentukan tim rebana Madrasah. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan di madrasah masing-masing, demikian pesan Ismul Azzam.

Meskipun waktu pelatihan sangat singkat, pengalaman yang diperoleh diharapkan dapat membawa perubahan di Madrasah masing-masing, meningkatkan semangat baru dan berbagi ilmu dengan teman-teman. Harapan ini disampaikan oleh ketua K2M MI Aceh Besar, Adriah, S.Ag., MA, dalam penutupan pelatihan pada tanggal 31 Juli 2024. Peserta diharapkan dapat menjalankan tugas secara amanah setelah mendapatkan pengetahuan selama diklat.

Menurut Sekretaris K2M, Nurhalina, M.Pd., kegiatan pelatihan rebana ini adalah yang pertama kali diadakan di Aceh Besar. Karena sebelumnya belum pernah ada diklat guru nasyid rebana, kemungkinan kegiatan ini akan terus dilanjutkan pada episode berikutnya. Waktu tiga hari tidak cukup untuk memperdalam pengetahuan rebana bagi peserta. Banyak hal yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk anak didik di Madrasah.

Semoga nasyid rebana di Aceh Besar dapat dikembangkan kembali menjadi lebih baik, membudayakan lagu-lagu bernuansa Islami untuk saling mengingatkan sesama dalam syair dan syiar.[AR]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *