Maju Sebagai Calon Ketua Umum Musara Gayo Jabodetabek Periode 2022-2025,Ini Visi Misi Yusradi Usman al-Gayoni.l
Aceh Tengah-bidikindonesia.com
Panitia Pelaksana Musyawarah Besar (Mubes) Musara Gayo Jabodetabek telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 02/PANPEL/MUBES-MGJ/XI/2022 tentang Penetapan Calon Ketua Umum Musara Gayo Jabodetabek Periode 2022-2025 yang ditandatangani Ketua Panitia Pelaksana Prima Mas Aryyoga, S.H., tanggal 21 November 2022.
“Alhamdulillah, dari semua berkas yang diserahkan, di antaranya Surat Pendaftaran Calon Ketua Musara Gayo Jabodetabek yang diketahui Ketua Rayon, foto kopi KTP dan KK, pas foto ukuran 4×6 cm sebanyak 3 lembar, visi dan misi, Surat Pernyataan Izin dari Istri untuk menjadi calon Ketua Musara Gayo Jabodetabek, dan Surat Pernyataan tidak akan mundur dari calon ketua Musara Gayo Jabodetabek setelah ditetapkan sebagai calon ketua dari panitia pelaksana, tidak ada masalah,” Yusradi Usman al-Gayoni, salah satu calon Ketua Umum Musara Gayo Jabodetabek, Selasa (29/11/2022).
Yusradi bukanlah orang baru dalam Musara Gayo Jabodetabek. Ke Jakarta sejak tahun 2009, sebagai Staf Ahli/Asisten Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Provinsi Aceh, tahun 2010-2013 dan 2016-2019, anggota Tim Asistensi Percepatan Pembangunan dan Kemasyarakatan Bener Meriah/Perwakilan Pemerintah Bener Meriah di Jakarta (2019) itu, pernah masuk sebagai pengurus, anggota Bidang Sosial, Agama, dan Pendidikan, periode Ketua Muhammad Hasan Daling. Tahun 2019-2022, sebagai Sekretaris Umum Musara Gayo Jabodetabek.
Diungkapkan Yusradi, dirinya maju karena dorongan warga dan diusung Rayon Prumnas 3 Tambun dan Cibitung Cibarusah. “Dari awal, saya sampaikan, biar orang yang begalak, enti kite si bekenak. Ada pengurus yang nelpon, warga juga. Kalau ada yang melamar maju, tentu harus kita pertimbangkan. Menghargai aspirasi warga. Minta petunjuk kepada Allah SWT, minta doa ibu, mertua, dan pendapat istri juga. Makanya, baru jawab lamaran dari Rayon Prumnas 3 Tambun dan Cibitung Cibarusah tanggal 16 November 2022,” sebut Sekretaris Umum Musara Gayo Jabodetabek Desember 2019-April 2022 tersebut.
Ditanya soal Visi Misinya, anggota Task Force Percepatan Pembangunan Gayo Lues tahun 2019 itu, menyebutkan, Visinya: Menuju Musara Gayo Jabodetabek yang Transformatif, Responsif, Adaptif, Akomodatif, Solutif, Partisipatif, Kontributif, dan Inklusif. “Bagaimana Musara Gayo Jabodetabek bisa berubah menjadi organisasi dengan manajemen modern, tanggap, cepat menyesuaikan diri dengan perubahan, menerima masukan, memberikan solusi, berpartisifasi dalam aktivitas kemajuan warga dan tanoh tembuni, berkontribusi nyata dan luas, dan hadir untuk semua kalangan. Jangan ada lagi Musara Gayo, Gayo Musara Pakat, berkelompok-kelompok, uken-toa, Lut, Deret, Belang, Lokop, dan Kalul. Kita semua satu, musara, Gayo,” tegas anggota Tim Peneliti Nasionalisme dan Kebijakan Bahasa di Aceh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2015 tersebut.
Sementara itu, beber alumnus Sastra Inggris (2006) dan Pascasarjana Linguistik Universitas Sumatera Utara (2010) itu, misinya: 1) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengurus; 2) Menguatkan kesekretariatan organisasi; 3) Menguatkan “Musara Gayo Preneur;” 4) Menguatkan keuangan paguyuban; 5) Menguatkan link, relasi, dan network organisasi; 6) Meningkatkan kontribusi organisasi terhadap masyarakat Gayo Jabodetabek dan tanoh tembuni (pendidikan, sosial, agama, kebudayaan, ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, pariwisata, dan lain-lain)
“Ada beberapa program kerja prioritas 100 hari. Pertama, pendataan/pemetaan warga Gayo Jabodetabek (laki-laki, perempuan, usia, pelajar, mahasiswa, pemuda, pekerja, dst). Sampai hari ini, kita tidak punya data pasti, berapa jumlah orang Gayo asal Aceh Tengah dan Bener Meriah di Jabodetabek. Belum lagi, kalau digabungkan dengan yang dari Aceh Tenggara, Gayo Lues, Lokop Serbejadi Aceh Timur, dan Kalul Aceh Tamiang. Data ini penting, dari situ, bisa kita lihat kondisi warga Gayo Jabotabek sekarang,” tutur Yusradi yang ikut memitrakan Insitut Pertanian Bogor (IPB) dengan Musara Gayo Jabodetabek dalam penelitian keanekaragaman hayati ke Gayo: Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Lokop Serbejadi Aceh Timur.
Dilanjutkan Anggota Tim Pengembangan Kawasan Gayo-Alas (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2018-2024) itu, setelah diketahui jumlah warga Gayo di setiap kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, diusahakan akan berudiensi/silaturahmi dengan Gubernur/Walikota/Bupati lingkup Jabodetabek (Jakarta, Jawa Barat, Banten). “InsyaAllah kita coba silaturahmi, menyampaikan jumlah dan potensi warga kita. Ke depan, kita berharap, Musara Gayo bisa memberikan manfaat lebih, berperan serta lebih di lingkungan tempat tinggal sesuai kabupaten kota, dan menerima manfaat lebih dari pemerintah daerah setempat. Alhasil, kita makin bangga berpaguyuban, bangga jadi warga Gayo Jabodetabek, dan bangga jadi orang Gayo,” kata Yusradi yang merupakan inisiator pemberian bantuan warga Gayo Jabodetabek terdampak Covid-19, bantuan Alat Perlindungan Diri (APD) buat tenaga medis di Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah, serta inisiator penggalangan dana buat tanah longsor, banjir, dan kebarakan yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah.
Di samping itu, terang Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo tersebut, mulai mengupayakan dana pembangunan Wisma Musara Gayo, termasuk dengan memanfaatkan jaringan ke nongayo: link ke lingkar Istana Negara, BUMN, Pemerintah Daerah, dll. “Alhamdulillah, sekarang, sedang dalam proses sertifikat. Pengurus ke depannya fokus pencarian dana pembangunan dan pembangunan. Selain eteng-eteng iyak dari warga Gayo Jabodetabek, warga Gayo di luar Jabodetabek, pemerintah kabupaten di Gayo, Pemerintah Aceh, kita juga berupaya menggalang dana ke jalur-jalur nongayo. Termasuk, ke Nawacita Presiden, supaya bisa minta tolong ke BUMN juga. Prinsipnya, 100 hari kepengurusan berjalan, pencarian dana untuk Wisma Musara Gayo Jabodetabek juga kita mulai. Kita mulai berikhtiar, sama-sama,” sebut Yusradi yang merupakan inisiator pelunasan tanah Musara Gayo Jabodetabek senilai 25 juta, inisiator penotarisan Musara Gayo Jabodetabek, dan inisiator pembentukan panitia pembangunan Wisma Musara Gayo.
Selanjutnya, terang pengelola One Day One Juz (ODOJ) dan One Week One Juz (OWOJ) bersama alm Junsen Mencerlo (17 April 2022-18 September 2021) dan sempat mengetuai OWOJ Musara Gayo Jabodetabek selama 40 hari (26 September-6 November 2021) dengan penambahan peserta secara signifikan, 14 kelompok, dari berbagai daerah di Indonesia, sampai luar negeri, Menguatkan kaderisasi regenerasi MGJ khususnya dan Gayo Jabodetabek umumnya melalui berbagai kegiatan. “Termasuk, bagaimana menguatkan keuangan Musara Gayo Jabodetabek yang berasal dari partisipasi pengurus dan warga, mulai mengelola zakat, infak, sadakah (ZIS) secara profesional, sehingga bisa membantu warga Gayo Jabodetabek yang kurang mampu, anak yatim piatu, bantuan pendidikan. Juga, membentuk unit usaha dan koperasi serta menguatkan ekonomi kreatif, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan start up warga Gayo Jabodetabek,” sebut pengusul ulang tahun ke-28 Musara Gayo Jabodetabek dan meminta ucapan selamat ulang tahun dari berbagai tokoh, termasuk dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Editor : Riga Irawan Toni