KKN Tematik USK Dorong Wirausaha Inklusif Pembibitan Nilam Berbasis Lingkungan di Aceh Besar

KKN Tematik USK Dorong Wirausaha Inklusif Pembibitan Nilam Berbasis Lingkungan di Aceh Besar

Aceh Besar|BidikIndonesia.com Program KKN TematikPKMBPB Universitas Syiah Kuala (USK) terus menguatkankomitmen terhadap pemberdayaan masyarakat berbasispembangunan berkelanjutan. Melalui tema Wirausaha Inklusif: Pengembangan Bibit Nilam Unggul Berbasis Gender di Aceh Besar”, tim pengabdian USK melaksanakan dua kegiatanpenting di Desa Teuladan, Kecamatan Lembah Seulawah, yakni pelatihan pembibitan nilam unggul dan pelatihanpembuatan pupuk kompos ramah lingkungan.

Kegiatan ini berlangsung pada 11–12 Oktober 2025, diikuti oleh kelompok wirausaha pembibitan nilam yang mayoritasanggotanya adalah perempuan. Program ini merupakan bagiandari Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan (PKMBPB) yang didanai oleh PTNBH LPPM USK, dan melibatkan enam mahasiswa KKN Tematik USK dariProgram Studi Teknik Kimia dan Teknik Industri.

Pelatihan pertama pada Sabtu, 11 Oktober 2025, menghadirkan Faisal Al Farisi, praktisi nilam dari ARC USKsekaligus Ketua Koperasi Nilas Lhong, Aceh Besar. Dalam pelatihan ini, Faisal menekankan pentingnya standarpenyemaian dan media tanam yang baik untuk menghasilkanbibit nilam berkualitas tinggi. “Selain kualitas stek, ketelatenandan kesabaran menjadi kunci keberhasilan pembibitan. Proses sederhana, tetapi harus dilakukan dengan benar,” ujarnya.

Para peserta kemudian melakukan praktik langsungmembuat demonstration plot pembibitan, dan berhasilmenghasilkan 500 polibag bibit nilam unggul. Ibu Fatimah, salah satu peserta perempuan, mengaku pelatihan ini membukawawasan baru. Selama ini kami asal tanam saja. Sekarang kami tahu cara menyiapkan media tanam dan memperlakukan stekdengan benar,” ungkapnya.

Ketua Tim Pengabdi, Suraiya dari Prodi Teknik Kimia USK, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untukmenciptakan wirausaha mandiri yang inklusif dan berkelanjutan.“Kami ingin masyarakat mampu memproduksi bibit sendiri, dan menjadikan ini sebagai usaha kolektif yang bernilai ekonomi,” kata Suraiya.

Bacaan Lainnya

Pada Minggu, 12 Oktober 2025, kegiatan dilanjutkandengan pelatihan pembuatan pupuk kompos menggunakansampah organik di sekitar permukiman, seperti daun kering dan sisa dapur. Tujuannya, agar masyarakat dapat memanfaatkanlimbah organik menjadi pupuk alami untuk kebutuhanpembibitan nilam.

Suraiya menjelaskan, pembuatan pupuk kompos ini mudahdilakukan dan memiliki manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial.Sampah yang dulunya dibakar kini bisa diolah menjadi sumberkesuburan tanah dan penghasilan tambahan bagi masyarakat,” ujarnya.

Nasrudin, peserta pelatihan, mengaku terkejut dengan manfaatyang diperoleh. Selama ini kami membakar daun kering. Sekarang kami tahu, ternyata bisa diolah jadi pupuk dan bahkandijual,” katanya.

Sementara Ramadhan menambahkan, kegiatan ini mengajarkancara sederhana menjaga lingkungan. “Tidak perlu alat mahal. Dari hal kecil seperti ini, manfaatnya besar untuk usaha dan lingkungan,” ucapnya.

Program ini didampingi oleh enam mahasiswa KKN TematikUSK: Cyta Fahir, Dwi Tara Amelia, Rafika Indriyani, Reyka Anggraini (Teknik Kimia), serta Arif Ashiddiq dan IqsanAripriatna (Teknik Industri). Mereka mendampingi masyarakatdalam setiap proses pelatihan, mulai dari persiapan media tanamhingga pengolahan kompos.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik, Irfan Zikri, menilai kolaborasi ini sebagai contoh nyata pembelajaranberbasis masyarakat. Mahasiswa belajar menerapkan ilmu di lapangan, sementara masyarakat memperoleh inovasi yang bisalangsung dimanfaatkan. Inilah semangat pembangunanberkelanjutan,” ujarnya.

Salah satu mahasiswa peserta, Reyka Anggraini, mengakuterinspirasi oleh antusiasme masyarakat. “Kami belajar bahwateknologi tepat guna bisa mengubah cara pandang masyarakatterhadap sampah dan pertanian,” katanya.

Sementara, Juniar Wati, salah satu anggota perempuankelompok wirausaha menyampaikan, “Kami senang karenamahasiswa membantu kami dengan sabar. Sekarang kami punya ilmu baru untuk usaha yang lebih baik.”

Melalui kegiatan ini, Desa Teuladan mulai menapaki jalanmenuju desa mandiri dan berkelanjutan. Program WirausahaInklusif Pembibitan Nilam tidak hanya memperkuat ekonomilokal, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis dan solidaritas sosial masyarakat.

Dengan dukungan USK dan semangat gotong royong warga, Aceh Besar kini bergerak dari akarmembangunkemandirian melalui inovasi sederhana dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *