Kepala DLH Aceh Besar Motivasi Peserta Gerakan Seribu Tangan untuk Alam di Lam Tutui

Kepala DLH Aceh Besar Motivasi Peserta Gerakan Seribu Tangan untuk Alam di Lam Tutui

Aceh Besar|BidikIndonesia.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Besar, Muwardi, SH, mewakili Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris (Syech Muharram), menghadiri kegiatan “Gerakan Seribu Tangan Untuk Alam” yang digelar di Gampong Lam Tutui, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Rabu (30/7/2025).

Kegiatan yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Syiah Kuala (USK) ini dimulai dengan pertemuan dan dialog bersama masyarakat, lalu dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih lingkungan. Hadir dalam kegiatan tersebut para Kabid dan jajaran DLH Aceh Besar, Kasi Pemerintahan Kecamatan Peukan Bada Cut Erlita, perangkat Gampong Lam Tutui, para mahasiswa KKN USK, serta warga setempat yang tampak antusias mengikuti jalannya kegiatan.

Dalam sambutannya, Kepala DLH Aceh Besar, Muwardi menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KKN USK atas inisiatif yang sangat positif ini. Ia menekankan bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

“Sampah itu bukan datang dari orang lain, tapi dari kita sendiri. Kalau kita benar-benar peduli, maka sangat mudah untuk menanganinya. Pilah dan olah sampah dari rumah, karena dari sampah kita bisa hasilkan uang,” ujar Muwardi.

Ia juga mengingatkan pentingnya disiplin membuang sampah, dan menyarankan agar masyarakat tidak sembarangan membuang sampah. “Kalau memang tidak ingin mengolahnya, ya setidaknya bungkuslah dalam plastik dan gantung di pagar, lalu tumpuk di satu titik agar mudah diangkut petugas,” tambahnya.

Bacaan Lainnya

Muwardi menjelaskan bahwa cakupan wilayah Aceh Besar yang sangat luas menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan pengangkutan sampah. “Bayangkan, Aceh Besar memiliki 603 gampong di 23 kecamatan dengan luas 2.903 kilometer persegi. Maka tidak semua gampong bisa dijangkau mobil pengangkut sampah DLH,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal ini, ia menganjurkan kepada perangkat gampong agar menggunakan Dana Desa untuk pengadaan armada pengangkut sampah seperti becak viar atau mobil pick-up, serta menyediakan kontainer sampah yang bisa digunakan bersama oleh beberapa gampong. “Bentuklah sistem yang jelas. Petugas sampah bisa ditunjuk dari masyarakat gampong, diberikan insentif, dan rumah tangga bisa membayar retribusi sesuai kesepakatan,” sarannya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Aceh Besar, Mulyadi, SH, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa DLH telah menggagas program bank sampah yang dapat menjadi solusi tambahan bagi pengelolaan sampah berbasis ekonomi masyarakat.

“Jika Gampong Lam Tutui tertarik membentuk bank sampah, kami siap membantu dan mendampingi. Bank sampah ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga bisa menghasilkan nilai ekonomi dari sampah yang dipilah,” ujar Mulyadi.

Ia juga mendorong agar perangkat gampong serius menggunakan Dana Desa untuk pengelolaan sampah. “Kalau pick-up mungkin lebih murah, kontainer memang lebih mahal, tapi bisa digunakan secara kolektif. Jangan ragu untuk berkoordinasi dengan gampong tetangga demi kepentingan bersama,” katanya.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN USK di Gampong Lam Tutui, Ratna Idayati, S.Si., M.T., mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil ide murni para mahasiswa setelah melihat kondisi lingkungan saat pertama kali tiba di gampong.

“Alhamdulillah, perangkat gampong menyambut dengan sangat terbuka dan mendukung penuh. Mahasiswa melihat sendiri bagaimana persoalan sanitasi dan pengelolaan sampah di beberapa gampong di Peukan Bada belum tertangani optimal,” ujar Ratna.

Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Semoga dengan gerakan ini, Gampong Lam Tutui bisa menjadi contoh bagi gampong lain dalam pengelolaan sampah yang berbasis komunitas,” tutupnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari tema besar KKN mahasiswa USK tahun ini, yakni “Revitalisasi dan Komersialisasi Produk Unggulan Gampong”, dengan harapan tidak hanya fokus pada ekonomi lokal, tetapi juga peningkatan kualitas lingkungan sebagai fondasi utama kehidupan masyarakat desa yang sehat dan berkelanjutan.(ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *