Kapolres Lhokseumawe Jamu Pemuda Disabilitas Asal Aceh Utara makan Mie Banglades, Wujud Kepedulian dan Empati Sosial

Kapolres Lhokseumawe Jamu Pemuda Disabilitas Asal Aceh Utara makan Mie Banglades, Wujud Kepedulian dan Empati Sosial

Ramadhan, pada Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 15.00 WIB disambut langsung oleh Kapolres Lhokseumawe, AKBP Dr. Ahzan, S.I.K., M.Si. di Mie Bangladesh Kota Lhokseumawe. Foto: Dok Humas Polres Lhokseumawe

LHOKSEUMAWE | bidikindonesia.com – Sore itu, langit Kota Lhokseumawe tampak cerah. Di halaman Mapolres Lhokseumawe, sebuah becak sederhana berhenti pelan. Di atasnya, terbaring seorang pemuda penyandang disabilitas dengan senyum penuh harap. Ia adalah M. Ramadhan (25), warga Gampong Ulee Barat, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.

Kehadiran Ramadhan pada Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 15.00 WIB disambut langsung oleh Kapolres Lhokseumawe, AKBP Dr. Ahzan, S.I.K., M.Si. Dengan senyum hangat, Kapolres menghampiri Ramadhan yang masih terbaring di becak. Suasana pun langsung cair dalam obrolan ringan penuh kehangatan.

“Apa kabar hari ini, Ramadhan? Mau makan apa kita di Lhokseumawe?” tanya Kapolres bersahabat.

Dengan polos, Ramadhan menjawab, “Mie Banglades, Pak. Itu makanan favorit saya kalau ke kota.”

Bacaan Lainnya

Tanpa ragu, Kapolres langsung mengajak Ramadhan beserta keluarganya dan sejumlah pejabat utama Polres ke salah satu warung legendaris yang terkenal dengan hidangan khas tersebut. Di warung tersebut, Ramadhan tampak bahagia. Ia dipindahkan dari becak ke kursi makan, duduk berdampingan dengan Kapolres.

“Pak, mienya jangan pedas ya,” pintanya sambil tersenyum. Kapolres pun tertawa kecil dan mengangguk.

Suasana makan bersama itu lebih menyerupai pertemuan keluarga daripada acara resmi. Canda dan tawa mengisi meja makan, menggambarkan keakraban tanpa sekat antara pemimpin dan masyarakatnya.

Kehangatan ini bukan yang pertama kali dirasakan Ramadhan. Sebelumnya, pada akhir Mei 2025, Kapolres juga telah berkunjung langsung ke rumah Ramadhan yang berada di pedalaman Aceh Utara. Dalam kunjungan penuh empati itu, Kapolres datang bukan hanya membawa bantuan, melainkan juga membawa semangat dan harapan.

“Pak Kapolres bukan hanya datang bawa bantuan. Beliau bawa semangat untuk anak saya. Kami sangat berterima kasih,” ungkap Abdul Azis, ayah Ramadhan, dengan mata berkaca-kaca.

Setelah menikmati sepiring Mie Banglades kesukaannya, Ramadhan pun pamit. Sebelum kembali naik becak, Kapolres menyerahkan santunan sebagai bentuk kepedulian pribadi.

“Ini untuk kebutuhan Ramadhan, semoga bisa sedikit membantu. Tetap semangat, ya,” ujar Kapolres sambil menggenggam tangan Ramadhan dengan hangat.

Becak yang membawa Ramadhan pun perlahan meninggalkan halaman warung. Momen sederhana ini menjadi bukti bahwa kehadiran seorang polisi tidak hanya sebatas menjaga keamanan, tetapi juga memberikan harapan dan cinta kasih kepada masyarakat.

Di tengah kesibukannya memimpin wilayah hukum yang luas, AKBP Dr. Ahzan menunjukkan bahwa kepedulian sosial adalah panggilan nurani, bukan hanya tugas institusi. Kisah ini menjadi pengingat bahwa sejatinya, keberadaan polisi adalah untuk mengayomi dan menyentuh hati masyarakat yang paling membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *