Banda Aceh, Bidik Indonesia – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), bersama 23 tokoh lainnya menerima penghargaan perdamaian dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Kamis (14/8/2025). Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi mereka dalam mewujudkan dan menjaga perdamaian Aceh, yang tahun ini genap berusia 20 tahun.
Penghargaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu Lifetime Achievement Award untuk Tokoh Negarawan dan Lifetime Achievement Award untuk Tokoh yang Terlibat dalam Perdamaian Aceh.
JK, yang menjadi penerima kategori Tokoh Negarawan, batal hadir langsung di Banda Aceh setelah pesawat yang ditumpanginya mengalami gangguan mesin akibat dimasuki burung, 10 menit setelah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat pun terpaksa kembali, dan JK menyampaikan sambutannya secara daring.
Dalam pidatonya, JK menegaskan bahwa perdamaian Aceh harus terus dirawat dan diisi dengan pembangunan demi kesejahteraan rakyat.
“Tujuan akhir dari perdamaian adalah kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Tantangannya sekarang adalah mengelola sumber daya dan membangun sektor penting seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan,” ujarnya.
JK juga mengulas akar konflik Aceh yang berlangsung lebih dari dua dekade. Dari 15 konflik besar yang pernah terjadi di Indonesia, kata dia, sepuluh di antaranya dipicu ketidakadilan politik, ekonomi, sosial, daerah, dan sejarah, sementara sisanya disebabkan faktor ideologi.
“Banyak orang menyangka konflik di Aceh karena agama atau syariat. Sebenarnya, konflik di Aceh terjadi karena ketidakadilan ekonomi. Aceh kaya gas dan minyak, tapi dulu daerah hanya mendapat 15 persen, selebihnya untuk pusat. Padahal masyarakat tidak menikmati kekayaan itu secara benar,” jelasnya.
Ia menambahkan, ketidakadilan tersebut memicu konflik berkepanjangan yang mengorbankan banyak jiwa, baik dari masyarakat Aceh maupun aparat.
“Pengorbanan ini besar sekali, dan perdamaian yang sudah diraih harus terus dijaga,” tegasnya.
Sebelum pengumuman, Rektor UIN Ar-Raniry Mujiburrahman menyampaikan bahwa para penerima penghargaan ini adalah individu-individu yang telah menorehkan sejarah penting bagi perdamaian Aceh. Beberapa penghargaan ini juga diberikankepada sejumlah tokoh yang telah berpulang. Mereka dinilai berjasa besar dalam proses perdamaian Aceh, baik melalui jalur diplomasi, perjuangan lapangan, maupun advokasi kemanusiaan.
Daftar Penerima Lifetime Achievement Award UIN Ar-Raniry
Kategori Tokoh Negarawan
-
Dr. (H.C) Drs. H. M. Jusuf Kalla – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12
-
Tengku Malik Mahmud Al-Haythar – Wali Nanggroe Aceh dan Ketua Juru Runding GAM di Helsinki
Kategori Tokoh yang Terlibat dalam Perdamaian Aceh
-
-
H. Muzakir Manaf – Gubernur Aceh
-
Prof. Hamid Awaluddin, S.H., LL.M., MA., Ph.D – Ketua Juru Runding RI di Helsinki & mantan Menteri Hukum dan HAM RI
-
Mr. Juha Christensen – Negosiator dari Finlandia
-
Dr. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.ALD – Anggota Tim Perunding RI di Helsinki
-
H. Nur Djuli – Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki
-
dr. Zaini Abdullah – Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki
-
Bakhtiar Abdullah – Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki
-
Irwandi Yusuf – Kepala Perwakilan GAM untuk Aceh Monitoring Mission (AMM) & mantan Gubernur Aceh
-
Zakaria Saman – Tokoh GAM
-
Shadia Marhaban – Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki
-
Teuku Hadi – Anggota Tim Perunding GAM di Helsinki
-
Tengku Nasruddin Bin Ahmad – Perunding GAM CoHA
-
Teuku Kamaruzzaman – Perunding GAM CoHA
-
Amni Ahmad Marzuki – Perunding GAM CoHA
-
Cut Farah Meutia – Anggota Tim Perunding GAM di Tokyo
-
Erwanto – Anggota Tim Perunding GAM di Tokyo
-
(Alm.) Tengku Muhammad Usman Lampoih Awe – Tokoh GAM
-
(Alm.) Tengku Sofyan Ibrahim Tiba – Tokoh GAM
-
(Alm.) Cut Nur Asikin – Tokoh perempuan pejuang referendum Aceh
-
(Alm.) Jafar Siddik Hamzah – Aktivis HAM
-
Munawar Liza Zainal – Tokoh Aceh
-
Nurdin Abdurrahman – Tokoh Aceh
-
Acara penyerahan penghargaan ini tidak hanya menjadi ajang mengenang masa lalu, tetapi juga titik tolak untuk mengisi perdamaian dengan pembangunan yang merata. Seperti pesan JK, perdamaian hanya akan bertahan jika dibarengi kesejahteraan yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.[mia]