IPARI Kemenag Kota Banda Aceh Gelar Aksi Bersih-bersih Pantai Ulee Lheue Sambut HUT RI ke-80

IPARI Kemenag Kota Banda Aceh Gelar Aksi Bersih-bersih Pantai Ulee Lheue Sambut HUT RI ke-80

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Fajar menyingsing di ufuk timur, cahaya keemasan mulai membelai pasir putih Pantai Ulee Lheue.

Angin laut membawa aroma segar, diiringi suara debur ombak yang tak pernah lelah menyapa daratan. Namun, di balik keelokan itu, terselip pemandangan yang mengusik nurani: botol plastik terdampar, kantong kresek kusut, dan serpihan sampah yang merusak harmoni alam.

Keindahan pantai itu berubah wajah. Puluhan Penyuluh Agama Kota Banda Aceh yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) hadir dengan semangat membara.

Bersama jemari yang tak segan kotor dan hati yang penuh kepedulian, mereka memungut satu demi satu sampah, seakan mengembalikan martabat pantai yang sempat ternoda.

Aksi bakti sosial ini digelar dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya

Kegiatan diikuti seluruh penyuluh agama di Kota Banda Aceh serta didukung penuh oleh Kakankemenag Kota Banda Aceh H Salman SPd MAg, Ketua DWP Ny Rosnidar Salman, Kasubbag TU Kusnadi, Kasi Bimas Islam Dr H Akhyar, unsur Muspika Kecamatan Meuraxa, dan para Kepala KUA setempat.

Dalam sambutannya,Kakankemenag menegaskan makna kemerdekaan dalam perspektif lingkungan. “Bersih dari kotoran dan kerusakan adalah kemerdekaan yang sejati.

Program seperti ini bukan sekadar simbol, tapi harus menjadi pembinaan berkelanjutan agar kebersihan menjadi budaya kita bersama,” ungkapnya.

Ia juga mengusulkan pemasangan papan imbauan di sepanjang pantai, seperti larangan membuang sampah sembarangan dan larangan berkhalwat.

Senada dengan itu, Dr H Akhyar mendorong seluruh penyuluh untuk aktif dalam berbagai kegiatan. “Penyuluh adalah ujung tombak yang membawa pesan agama sekaligus membangun akhlak masyarakat.

Pantai yang bersih adalah cermin hati yang bersih. Dakwah itu tidak hanya secara verbal di podium, tapi juga melalui tindakan nyata atau dakwah bil hal,” tegasnya.

Ketua IPARI Kota Banda Aceh Hj Rosmiati SAg MA menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekaligus mengedukasi agar tidak membuang sampah sembarangan, mengingat banyaknya volume sampah yang ditemukan di sepanjang pantai dan celah bebatuan. “Kesuksesan ini lahir dari kebersamaan dan sinergi.

Terima kasih kepada semua pihak, terutama para penyuluh yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi keberlangsungan program ini,” ujarnya.

Selanjutnya Sekretaris IPARI Hj Supiati SAg M Sos menambahkan bahwa kegiatan ini tidak akan berhenti pada aksi bersih-bersih semata.

Konsep Eko-Teologi akan menjadi arah lanjutan, memadukan kepedulian lingkungan dengan nilai-nilai spiritual. Melalui metode penyuluhan Rangkul (Ramah, Ngajak, Kolaborasi, Ulurkan Tangan), IPARI siap berkolaborasi dengan Pemko Banda Aceh, DLHK, dan Dinas Pariwisata.

Lebih dari sekadar membersihkan pasir dari sampah, aksi ini menjadi seruan moral: menjaga lingkungan berarti menjaga martabat kota. Pantai Ulee Lheue adalah wajah Banda Aceh yang terpampang di hadapan dunia.

Menjaganya berarti meninggalkan warisan berharga untuk anak cucu — warisan yang bukan hanya berupa tanah dan laut, tetapi juga nilai dan kehormatan.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80, Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *