Idul Adha 2025, Pergerakan Penumpang di Bandara SIM Banda Aceh Turun 28 Persen

Idul Adha 2025, Pergerakan Penumpang di Bandara SIM Banda Aceh Turun 28 Persen

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh di Blangbintang, Aceh Besar mencatat pergerakan penumpang menurun.

Artinya pergerakan penumpang dalam rangka Idul Adha tahun 2025 di bandara tersebut menurun 28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Jika dibandingkan dengan periode lebaran Idul Adha tahun lalu terjadi penurunan pergerakan penumpang rata-rata berkurang 28 persen,” kata General Manager Kantor Cabang Bandar Udara SIM, Setiyo Pramono.

Setiyo juga menjelaskan, kondisi arus mudik dalam rangka lebaran Idul Adha tahun ini di Bandara SIM telihat sedikit menurun dibandingkan pekan lalu atau sebelum lebaran.

Di mana untuk tanggal 6 Juni 2025 jumlah penumpang yang berangkat dan pergi adalah sebanyak 1.368 penumpang.

Bacaan Lainnya

Kemudian pada tanggal 7 Juni 2025 jumlah penumpang pesawat udara sebanyak 1.082 orang dan tanggal 8 Juni 2025 sebanyak 1.449 penumpang.

“Lebih sedikit jika dibandingkan beberapa hari sebelum masuk waktu lebaran yaitu kisaran 1.800 sampai 2.000 penumpang per hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Setiyo mengungkap, terkait dengan pergerakan pesawat udara bahwa juga tidak ada yang mengajukan penambahan atau extra flight di periode lebaran Idul Adha tahun ini.

Ia menegaskan, kendati tidak ada lonjakan penumpang pada arus mudik lebaran Idul Adha, pihaknya tetap memastikan kesiapan personel dan fasilitas untuk menjaga kualitas dan kehandalan dari operasional Bandara SIM.

“Baik dalam hal pelayanan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa bandara, dengan melibatkan juga tim dari TNI dan Polri serta stakeholder pendukung lainnya demi tercapainya kelancaran operasional di bandara Sultan Iskandar Muda,” jelasnya.

Lebih jauh, Setiyo menghimbau bagi masyarakat yang akan berpergian menggunakan jasa transportasi udara agar dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Pasalnya, kondisi cuaca ekstrem yang tidak menentu serta maraknya perkembangan isu terkait penyebaran virus Covid-19 varian baru di beberapa negara tetangga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *