Jakarta|BidikIndonesia.com– Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat peran koperasi sebagai ujung tombak distribusi dan pemasaran hasil produksi masyarakat, khususnya dari sektor pertanian dan perikanan, melalui program Koperasi Desa Merah Putih.
Prabowo menekankan koperasi tidak hanya sebagai wadah simpan pinjam, tetapi harus berfungsi sebagai lembaga distribusi pangan dan kebutuhan dasar masyarakat. Menurutnya, koperasi akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern yang menunjang kebutuhan ekonomi desa.
“Saya optimistis. Kami akan mendapat tambahan pasokan protein segar dari desa nelayan. Kami kirim ke koperasi karena kami juga membangun, sudah ada 81.000 koperasi desa. Masing-masing punya gudang, cold storage, mini supermarket, apotek desa, klinik, dll,” kata Prabowo saat menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 di Hotel The St. Regis, Jakarta Selatan.
Prabowo menyebut setiap koperasi akan diperkuat dengan armada transportasi sendiri. Hal ini untuk memastikan hasil produksi petani dan nelayan bisa langsung terserap pasar.
“Tiap koperasi diberi pembiayaan dua truk. Semua hasil dikirim ke pasar. Tak ada lagi cerita panen busuk tak terserap. Saya pikir ini masa yang menarik bagi Indonesia. Saya senang melihat mimpi/konsep ini menjadi kenyataan saat kita duduk di sini,” jelasnya.
Selain memperkuat koperasi, Prabowo juga menyinggung langkah pemerintahannya dalam membantu para petani dan pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang selama puluhan tahun terjerat hutang lama di bank. Ia mengingat kembali keluhan para petani yang tidak bisa mengakses pinjaman baru karena masih terbebani hutang 25 tahun lalu.
“Saat kampanye, banyak perwakilan petani/UMK datang: ‘Pak, kami tak bisa dapat pinjaman baru karena utang 25 tahun lalu masih tercatat.’ Saya panggil beberapa bankir, kami diskusikan, dan saya paham bahwa setelah 25 tahun, sebagian besar sudah write-off di pembukuan bank. Tentu ada bankir konservatif yang berkata, ‘Tidak bisa, Pak nanti jadi contoh buruk,’” ujarnya.
Prabowo menekankan harus ada keberanian untuk mengambil langkah realistis seperti penghapusan utang yang bukan sekadar keringanan, namun bagian dari strategi menyeluruh untuk menghidupkan kembali roda ekonomi rakyat kecil. Dengan penghapusan utang, petani dan pelaku UMKM diharapkan dapat kembali mendapatkan akses permodalan baru, memperluas usaha, dan meningkatkan kesejahteraan.
“Saya bilang orang-orang ini 25 tahun tak bisa bayar karena cuaca buruk, bencana alam, dan sebagainya. Tidak mungkin mereka melunasi. Harus realistis ada yang namanya penghapusan. Kami hapuskan utang,” pungkasnya.***