Sabang|BidikIndonesia.com – Harga jual pinang kering di Kota Sabang kembali mengalami penurunan drastis dalam tiga pekan terakhir.
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan petani, yang selama ini mengumpulkan pinang dengan semangat.
Kekecewaan tersebut disampaikan Azwandi, salah seorang petani pinang asal Gampong Paya Seunara.
Ia mengaku kecewa atas anjloknya harga tersebut.
Menurutnya, dua bulan lalu harga pinang kering masih berada di kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram.
Namun kini, harga tersebut merosot hingga menyentuh angka Rp8.000 sampai Rp10.000 per kilogram.
“Di rumah ada empat karung pinang berkulit. Belum lagi yang masih di kebun.
Kalau harga segitu, hancur kami. Tambah lagi kebun kami di gunung. Jadi nggak sepadan,” keluh Azwandi.
Penurunan harga ini tak hanya berdampak pada pendapatan, namun juga semangat para petani untuk memanen.
Azwandi mengaku, akibat rendahnya harga jual, ia bersama keluarga memilih membiarkan sebagian pinang rontok sendiri di bawah pohon.
“Capek angkut dari kebun. Kalau dijual pun habis buat biaya tenaga.
Kadang kami biarkan saja jatuh, karena sudah tidak ada nilainya,” tuturnya.
Hal serupa juga diutarakan Heri, petani asal Batee Shok.
Hal serupa yang dilakukan Azwandi, juga dirasakan pihaknya.
Ia mulai enggan untuk memetik dan mengupas pinang.
Petani berharap pemerintah atau pihak terkait dapat mencarikan solusi agar harga pinang kembali stabil.
Mereka juga meminta adanya perhatian terhadap rantai distribusi dan pasar, sehingga petani kecil tidak terus menjadi korban dari fluktuasi harga yang tajam.