Garuda Indonesia Kembali Berangkatkan Jemaah Umrah

Garuda Indonesia Kembali Berangkatkan Jemaah Umrah

Banda Aceh | BidikIndonesia – Garuda Indonesia Grup kembali memberangkatan jemaah umrah dari Aceh melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.

Pemberangkatan perdana berlangsung, Senin (29/7/2024). Sebanyak 354 jemaah terbang menuju Jeddah, Arab Saudi menggunakan Pesawat Airbus 330-300 milik Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan QG 8530.

CEO West Region Garuda Indonesia, Fitria Ruswita mengatakan, pemberangkataan jemaah umrah melalui Bandara SIM dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Aceh.

Dia berharap, dengan dibukanya rute penerbangan umrah Aceh-Jeddah, akan semakin banyak jemaah daerah ini yang berangkat ke Tanah Suci melalui Bandara SIM.

“Kami berharap bisa memberangkatkan jemaah umrah lebih banyak lagi,” kata Fitria.

Bacaan Lainnya

Dengan dibukanya penerbangan, kata Fitria, masyarakat Aceh yang ingin menunaikan ibadah umrah tidak perlu lagi transit melalui Sumatera Utara, bahkan Kuala Lumpur, Malaysia.

“Pemberangkatan jemaah umrah dari Aceh juga akan memangkas waktu, menjadi 7,5 jam. Selama penerbangan, kita juga menyediakan makanan khas Aceh,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur BTJ Aviasi, Ricky Alfianda menyebutkan bahwa penerbangan jemaah umrah dari Bandara SIM menuju Jeddah akan dilakukan seminggu sekali hingga Mei 2025.

Ia menyebutkan bahwa ada banyak kelebihan jika jemaah berangkat melalui Bandara SIM, seperti memangkas waktu tempuh, memberi kemudahan jemaah agar tidak perlu transit di daerah lain, dan menghindar praktik penipuan.

“Dengan penerbangan langsung ini penyelenggara umrah bisa memantau langsung terkait pemberangkatan ini, sehingga bisa menghindari penipuan,” katanya.

Di sisi lain, Ricky menjelaskan bahwa penerbangan umrah dari Bandara SIM bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh, terutama di Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Ini bisa meningkatkan perekonomian di sekitar bandara, tempat pemberangkatan, kota transit yaitu Banda Aceh dan Aceh Besar yang dilalui jemaah sehinggga tingkat hunian hotel dan transportasi lebih baik lagi, sehingga perputaran ekonomi itu berasal dari masyarakat Aceh dan dirasakan masyarakat Aceh sendiri,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ricky juga mengungkapkan jumlah masyarakat Aceh yang berangkat umrah mencapai 20 ribu hingga 25 ribu setiap tahun. Dari jumlah ini, hanya 30 persen atau 7-8 ribu yang berangkat melalui Bandara SIM.

Menurut Ricky, rendahnya minat masyarakat Aceh berangkat umrah melalui Bandara SIM karena biaya mahal daripada daerah lainnya. Hal ini, kata Ricky, menjadi tantangannya ke depan.

“Ini karena adanya kemudahan yang didapatkan oleh penyelenggara umrah di luar Aceh seperti tansit hotel murah, dan lain-lain,” katanya.

Oleh karena itu, Ricky memohon kepada Pemerintah Aceh dan stakeholder lainnya agar dapat memberi dukungan atau stimulus khusus agar dapat merangsang pemberangkatan jemaah umrah melalui Bandara SIM.

“Perwujudan dukungan ini seperti optimalisasi penggunaan asrama haji Aceh bagi jemaah umrah yang berasal dari daerah dengan memberi harga diskon,” pungkasnya.[SuaraAceh]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *