Aceh Timur | Bidikindonesia.Com, Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny H, melancarkan kritik kepada PJ Gubernur Aceh, Ahmad Marzuki, yang ia nilai masih belum menunjukkan gebrakan berarti apapun untuk perubahan yang dapat dirasakan langsung rakyat Aceh secara nyata.
Ronny menilai Pj Gubernur masih tampak santai dan lebih banyak terbuai nyanyian DPRA. Sementara masyarakat terus menanti gebrakan apa yang hendak dibuat PJ Gubernur itu untuk perubahan besar di Aceh.
” Bapak Pj Gubernur Aceh jangan memble, mesti segera perlihatkan gebrakan besarnya, Aceh ini daerah termiskin, kapal Aceh ini sudah oleng berat, korupsi dimana – mana, segera atasi kemiskinan, sehingga dapat dirasakan masyarakat Aceh, jangan malah asik lalai mendengar nyanyian DPRA setiap saat, diviralin, yang terkadang hanyalah berujung bualan pencitraan belaka, mereka itu ditanyain dana pokirnya pada dibawa kemana aja mungkin bingung mereka jawabnya,” kata Ronny, Jumat 19 Agustus 2022.
Ronny mendesak Pj Gubernur Aceh segera turun ke lapangan untuk mengecek kondisi – kondisi kemiskinan di berbagai pelosok desa di Aceh, terutama kemiskinan kronis yang diderita rakyat Aceh selama berpuluh – puluh tahun lamanya, bahkan sejak masa konflik berdarah di masa lalu.
” Selama ini pergantian kekuasaan di Aceh, hampir tak menghasilkan apa – apa, jadi jangan sampai hal itu juga terulang kembali di bawah pemerintahan bapak Pj Gubernur Aceh sekarang ini, selagi ada waktu segeralah bekerja keras, yang paling utama adalah PR mengentaskan kemiskinan kronis, selanjutnya membasmi korupsi luar biasa di tubuh kekuasaan,” ketus putera Idi Rayeuk, Aceh Timur itu.
Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu mengingatkan, sebaiknya PJ gubernur Aceh memfokuskan energi kekuasaannya pada pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Aceh, ketimbang memproklamirkan program – program bombastis yang kosong dan minim perubahan.
” Kami mengingatkan agar pak Pj gubernur fokus mengatasi kemiskinan dan pengangguran saja dulu di Aceh, enggak usah mikirin program yang aneh – aneh dulu, satu hal kemiskinan dan pengangguran saja dapat diatasi selama kepemimpinannya, maka itu Pj Gubernur Aceh sudah dapat dianggap sebagai pahlawan kemanusiaan,”
” Untuk apa program ini – itu tapi mangkrak, gak ada gunanya, bahkan tidak dirasakan langsung oleh masyarakat, malah para elit saja yang makin kaya di Aceh ini, seperti yang sudah – sudah, dan semua kebusukan itu sudah mesti diakhiri,” ujar pengritik cadas yang dikenal concern isu sosial seperti Kemiskinan, Pengangguran, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia itu.
Ronny yakin PJ Gubernur Aceh dengan ketegasannya, mampu menciptakan perubahan, selama itu benar – benar langsung dibuktikan secara nyata dan benar.
” Beliau itu kan berlatar militer, modal ketegasan, ketangkasan dan kecerdasan sudah pasti bisa mendobrak perubahan, buktinya itu DPRA aja ngeri – ngeri sedap ngomong sama pak PJ Gubernur kalau saya perhatikan di video – video medsos yang mereka viralkan entah untuk kepentingan apa,” ungkap Ronny.
Dia berharap PJ Gubernur Aceh mampu membuka cakrawala berpikirnya untuk membantu rakyat Aceh agar benar – benar bisa menikmati segala bentuk hasil kekayaan alam mereka, yang selama ini cenderung dikuras, sedangkan rakyat Aceh hanya menjadi penonton dalam kesengsaraan.
” Pak PJ gubernur mesti mampu membantu rakyat Aceh untuk bisa mengakses dan menikmati hasil kekayaan alam di negeri mereka sendiri, jangan sampai mereka hanya terus jadi penonton saja sampai hari kiamat tiba,” ucap Ronny.
Dia juga berharap semua pihak bisa fokus mengawasi jalannya roda pemerintahan, sehingga dapat fokus mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Aceh.
” LSM & Wartawan serta mahasiswa juga masyarakat lainnya, jangan lalai, jangan tidur, soroti terus, itu pak PJ memerintah pakai uang pajak rakyat Aceh, Kita semua fokus saja soal menghapus label Aceh termiskin itu dulu, jangan pemerintah buat ini buat itu tapi ujung – ujungnya buang – buang duit dan waktu, jangan sampai Aceh terus terjerembab ke lubang yang sama, hanya karena para elit atau pemimpinnya hobi mengkhayal dan korup,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.(Gel)