SIMEULUE | Bidikindonesia.com— Proyek Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jembatan pada ruas jalan Sinabang –Nasreuhe di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue, menjadi sorotan publik. Proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 tersebut diduga menggunakan material pasir yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sebagaimana tercantum dalam kontrak pekerjaan.Sabtu(27/12/2025).
Berdasarkan pantauan wartawan Bidikindonesia.com di lapangan, pasir yang digunakan dalam proses pekerjaan terlihat bercampur lumpur. Kondisi tersebut dinilai berpotensi memengaruhi kualitas konstruksi, terutama pada bagian struktur jembatan yang membutuhkan material dengan standar mutu tertentu.
Selain material yang telah digunakan, tumpukan pasir yang berada di sisi jembatan juga tampak memiliki karakteristik serupa, yakni tidak bersih dan mengandung lumpur. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa material tersebut belum memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Diketahui, proyek rehabilitasi jembatan tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp1.026.102.000,00 dengan nomor kontrak HK 0201/BPJN 1.9 PPKTP02/APBN/2025/03. Pekerjaan dilaksanakan oleh CV Aceh Putra Mandiri selaku kontraktor pelaksana, Konsultan Pengawas PT. LARAS sembada kso. Cv.multi partner consultant, Proyek ini mulai dikerjakan pada 24 Oktober 2025.
Sejumlah pihak berharap agar konsultan pengawas dan instansi teknis terkait dapat meningkatkan pengawasan di lapangan, khususnya terhadap mutu material yang digunakan. Pengawasan yang ketat dinilai penting untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi teknis, ketentuan kontrak, serta standar keselamatan konstruksi.
“Apabila dugaan penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi tersebut benar adanya, dikhawatirkan dapat berdampak pada kualitas dan daya tahan jembatan dalam jangka panjang,” Imbuhnya. Hal ini juga berpotensi menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut.
Hingga berita ini ditayangkan, wartawan masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak pelaksana maupun instansi terkait guna memperoleh penjelasan resmi mengenai dugaan tersebut.
