Bung Jaka Sindir DPRK Aceh Timur: Lembek Bela Rakyat, Sibuk Pencitraan dan Seperti Kehabisan Obat Kuat

Bung Jaka Sindir DPRK Aceh Timur: Lembek Bela Rakyat, Sibuk Pencitraan dan Seperti Kehabisan Obat Kuat

Bung Jaka menyebut DPRK Aceh Timur seperti kehilangan arah dan semangat juang. Ia menyoroti sikap pasif lembaga legislatif tersebut dalam menyikapi berbagai persoalan yang mendera rakyat, termasuk konflik antara masyarakat dan perusahaan. Dalam keterangannya kepada media, Rabu, (01/5/2025). Foto: Dok bidik indonesia

ACEH TIMUR | bidikindonesia.com, Aktivis sosial Aceh Timur, Zakaria atau yang akrab disapa Bung Jaka, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur. Ia menilai para wakil rakyat yang baru saja dilantik tidak menunjukkan semangat maupun keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat.

Dalam keterangannya kepada media, Rabu (1/5/2025), Bung Jaka menyebut DPRK Aceh Timur seperti kehilangan arah dan semangat juang. Ia menyoroti sikap pasif lembaga legislatif tersebut dalam menyikapi berbagai persoalan yang mendera rakyat, termasuk konflik antara masyarakat dan perusahaan.

“Setelah pelantikan, DPRK kita terasa tidak punya arah. Mereka seperti tidak memahami fungsi dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat. Dulu saat kampanye, orasi mereka lantang. Tapi kini, setelah duduk di kursi empuk, tak satu pun gebrakan yang terlihat,” ujarnya.

Menurut Bung Jaka, ketidaktegasan DPRK dalam merespons persoalan rakyat justru menjadi beban daerah. Ia menyoroti ketidakaktifan dewan dalam isu-isu strategis, seperti ketimpangan sosial, persoalan agraria, hingga konflik masyarakat dengan perusahaan yang beroperasi di Aceh Timur.

Bacaan Lainnya

“Baru-baru ini kita saksikan masyarakat bergulat dengan persoalan perusahaan. Tapi tidak ada satu pun reaksi dari DPRK. Mereka diam, seolah-olah kehabisan obat kuat—tak lagi punya daya juang atau keberanian,” sindirnya.

Ia juga menyesalkan anggota DPRK yang lebih sering terlihat menghadiri acara seremonial daripada menyerap aspirasi masyarakat. Aktivitas dewan yang cenderung simbolis dan hanya tampil di ruang-ruang formal dinilainya sebagai bentuk pencitraan semata.

“Mereka difasilitasi oleh uang rakyat, tetapi malah sibuk tampil bergaya. Bukannya memperjuangkan kepentingan publik, justru lebih banyak foto-foto di acara tanpa makna substansial. Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” tegas Bung Jaka.

Lebih lanjut, ia menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap eksistensi DPRK Aceh Timur. Bung Jaka bahkan mengusulkan pengurangan jumlah anggota DPRK jika kinerja mereka tidak menunjukkan hasil yang nyata.

“Kalau memang tak membawa manfaat, lebih baik dikurangi atau bahkan dihapus saja. Jangan sampai institusi ini hanya jadi formalitas yang menghamburkan uang rakyat,” pungkasnya dengan nada geram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *