Aceh Utara|BidikIndonesia.com – Dalam dua hari terakhir, sejumlah Sentral Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
SPBU-SPBU tersebut kehabisan BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Bio Solar.
Kondisi tersebut terpantau di beberapa SPBU di Aceh Timur, antara lain SPBU Tanjung Menjei, Pante Bidari, Julok, Kutawalah, Bireuem Bayeum, dan SPBU Peudawa.
Sementara di Aceh Utara, kelangkaan terjadi di SPBU Batuphat dan SPBU Geudong.
Salah seorang pengendara, Muammar mengungkapkan, kondisi ini sudah berlangsung sepekan terakhir. “Apalagi akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Jadi, kalau mau aman, ingin berangkat jauh hari Minggu, maka belilah bahan bakar di hari Sabtu. Saya bahkan terpaksa beli di pedagang eceran minyaknya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Rahmat, warga Kota Lhokseumawe juga mengeluhkan kelangkaan BBM di SPBU Batuphat yang tidak memiliki Pertalite. “Terpaksa juga saya isi minyak eceran,” tutur dia.
Ia menambahkan, harga Pertalite di pedagang eceran mencapai Rp 13.000 per liter.
Keterbatasan BBM Bersifat Sementara Menanggapi situasi ini, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw menyatakan, keterbatasan BBM bersifat sementara.
“Kondisi keterbatasan BBM yang sempat terjadi di beberapa SPBU Aceh Timur bersifat lokal dan sementara. Situasi tersebut disebabkan oleh meningkatnya penyerapan masyarakat secara bersamaan di sejumlah SPBU, sehingga stok harian di beberapa titik habis lebih cepat sebelum pasokan berikutnya tiba,” jelasnya dalam keterangan tertulis. Baca juga: Kabur Usai Isi BBM di Ciputat, Pengendara Brio Dilaporkan ke Polisi Fahrougi menambahkan, distribusi BBM ke wilayah Aceh Timur dilayani dari Fuel Terminal Lhokseumawe, yang saat ini memiliki stok yang aman dan mencukupi kebutuhan wilayah. “Tidak ditemukan adanya hambatan pada rantai distribusi, dan upaya percepatan pengiriman telah dilakukan melalui penyesuaian jadwal ritase serta pengaturan prioritas suplai untuk SPBU dengan antrean tertinggi,” tutur dia.
Sebagai langkah percepatan pemulihan, Pertamina Patra Niaga memperkuat koordinasi operasional di lapangan dengan melakukan percepatan ritase mobil tangki dari Fuel Terminal Lhokseumawe menuju Aceh Timur.
“Jadwal muat disesuaikan agar distribusi berlangsung lebih cepat, dan SPBU dengan tingkat antrean tinggi menjadi prioritas utama pengiriman. Selain itu, pemantauan stok harian dilakukan secara real-time untuk memastikan setiap potensi kekosongan dapat segera direspons,” pungkasnya.

