Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Asisten II Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Besar, M Ali SSos MSi, mewakili Bupati Aceh Besar menghadiri puncak peringatan 2 Dekade Hari Damai Aceh di Balai Meuseuraya Aceh, Banda Aceh.
Peringatan tersebut merupakan momen refleksi dua puluh tahun perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia.
Pada kesempatan itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem menegaskan, perdamaian Aceh yang telah bertahan selama 20 tahun merupakan salah satu masa damai terpanjang di dunia.
“Hari ini, genap 20 tahun perdamaian Aceh. Ini adalah waktu yang panjang, waktu yang membosankan, menggairahkan, sekaligus penuh tantangan. Jika dibandingkan dengan perdamaian di negara lain, ini adalah masa perdamaian terpanjang yang pernah ada,” ujarnya.
Mualem juga menyoroti bahwa meski sekitar 30 persen butir perjanjian damai belum terealisasi, para mantan kombatan tetap menjaga perdamaian dengan ikhlas. Ia meminta Pemerintah Pusat menuntaskan seluruh poin kesepakatan, termasuk pengadaan lahan bagi eks kombatan yang hingga kini belum rampung.
“Kepada teman-teman kombatan, saya imbau untuk tetap bersabar. Sebagai pimpinan, saya akan melakukan yang terbaik. Setelah ini, saya akan menghadap Presiden Prabowo untuk menyampaikan berbagai hal terkait poin-poin perdamaian yang belum diaplikasikan,” tambah Mualem.
Sementara itu, Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haytar mengajak seluruh masyarakat Aceh menjadikan peringatan 2 dekade perdamaian sebagai titik balik untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
“Pimpinan Pemerintah Aceh, baik eksekutif maupun legislatif, harus lebih terbuka dan transparan dalam menjalankan roda pemerintahan demi menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh,” pesan Wali Nanggroe.
Puncak acara ditandai dengan pelepasan merpati putih di pelataran Balai Meuseuraya Aceh oleh Gubernur, Wali Nanggroe, serta unsur Forkopimda Aceh sebagai simbol komitmen menjaga perdamaian.
Di sisi lain, Asisten II Sekda Aceh Besar M Ali SSos MSi yang hadir mewakili Bupati menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam momen bersejarah tersebut mendukung penuh terhadap keberlangsungan perdamaian Aceh.
“Aceh Besar adalah bagian dari sejarah perdamaian ini. Dua dekade perdamaian telah membawa manfaat besar bagi semuanya. Kami akan terus menjaga suasana kondusif ini demi kesejahteraan masyarakat,” ungkap M Ali di sela acara.
Ia juga menegaskan, semangat Hari Damai Aceh harus terus diwariskan kepada generasi muda agar mereka memahami nilai penting persatuan dan menghindari konflik.
“Perdamaian ini adalah warisan yang sangat mahal. Tugas kita adalah menjaganya agar Aceh terus berkembang dalam suasana damai,” tutupnya.
Peringatan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, Plt Sekda Aceh M Nasir, Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal, Ketua TP PKK Aceh Marlina Usman, para mantan Gubernur Aceh, perwakilan NGO, LSM, serta unsur Forkopimda Aceh.(*)