Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Pemerintah Aceh bersama UNICEF dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Aceh menyusun buku khutbah bertajuk “Kesehatan: Iman, Ie Mom, dan Imam” sebagai panduan dakwah bagi para khatib dan tokoh agama.
Tujuan penerbitan buku ini sebagai panduan dakwah dalam mengampanyekan pencegahan stunting di Aceh melalui nilai-nilai Islam. Workshop konsultasi penyusunan buku tersebut berlangsung di Aula Cut Mutia, Bapelkes Aceh, Banda Aceh.
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur lintas sektor, di antaranya Biro Isra, Dinas Syariat Islam, MPU, Dinas Kesehatan Aceh, Dinas Dayah, IPARI, Fatayat NU, Aisyiyah, BKKBN, DP3A, Kemenag, HUDA, DDII, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh dan sejumlah ormas Islam lainnya.
Ketua LKNU PW Aceh, Nelly Ulfiati, mengatakan buku khutbah ini disusun agar pesan kesehatan dapat disampaikan dengan cara yang selaras dengan ajaran Islam, khususnya pada masa krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Kita sedang menyiapkan generasi yang sehat dan beriman. Melalui pendekatan agama, buku khutbah ini diharapkan menjadi pedoman dakwah kesehatan sekaligus ladang amal jariyah bagi para khatib,” ujarnya.
Perwakilan Dinas Syariat Islam Aceh, Fikri Sulaiman, menegaskan pentingnya peran ulama dan mimbar Jumat dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap gizi dan kesehatan keluarga.
“Masalah gizi sering dianggap urusan medis, padahal agama punya kekuatan membentuk perilaku umat. Buku khutbah ini menyatukan keduanya melalui pesan dakwah yang menyentuh hati,” jelasnya saat membuka kegiatan.
Salah satu penulis buku, Ustadzah Rahmatillah dari MPU Aceh, menjelaskan filosofi dasar buku “Kesehatan: Iman, Ie Mom, dan Imam”. Konsep ini, katanya, menggambarkan tiga pilar utama: Iman sebagai fondasi spiritual, Ie Mom (air susu ibu) sebagai simbol kasih dan sumber kehidupan, serta Imam sebagai pemimpin yang membimbing keluarga menuju kesehatan dan keimanan.
Berbagai masukan muncul dari peserta workshop. Ketua FJPI Aceh, Saniah, menyarankan agar bahasa khutbah dibuat lebih sederhana dan komunikatif.
Sementara Tgk. Azhar, penulis buku khutbah edisi pertama tahun 2012, mengapresiasi versi terbaru yang lebih kuat dari sisi teologis dan ilmiah.
Peserta dari Dinas Dayah dan Fatayat NU Aceh juga menambahkan pentingnya penguatan kearifan lokal, seperti senandung dan syair Aceh, sebagai media dakwah kesehatan.
Workshop yang dipandu Tgk. Akmal Abzal dari PWNU berlangsung partisipatif. Peserta dibagi dalam kelompok untuk menelaah lima bab utama buku, yang membahas keterkaitan iman, gizi, dan keluarga sehat.
Hasilnya, tim kecil akan melakukan revisi lanjutan untuk memperkuat substansi dan efektivitas pesan khutbah.
Perwakilan Biro Isra Setda Aceh, Sulaiman M. Hasan, menutup kegiatan dengan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor ini.
“Masukan hari ini memperkaya substansi buku agar lebih kontekstual dan aplikatif. Setelah final, buku ini akan diseminasi ke seluruh kabupaten/kota di Aceh,” katanya.
Buku Khutbah Kesehatan: Iman, Ie Mom, dan Imam” merupakan bagian dari program UNICEF dan LKNU Aceh dalam memperkuat komunikasi perubahan perilaku sosial untuk penurunan stunting.
Melalui pendekatan keagamaan, para khatib dan tokoh agama diharapkan menjadi agen perubahan dalam mencetak generasi Aceh yang sehat, cerdas, dan beriman. (*)