TAKENGON, Bidikindonesia.com Sejumlah alumni panti asuhan Budi Luhur menemui Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan, membahas solusi terkait wacana penutupan panti asuhan yang berdiri sejak tahun 1948.
Alumni merasa terpanggil untuk membahas polemik ini. Hanya satu kata yang mereka tuntut, yaitu mencari solusi lain selain ditutup oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) hanya karena tidak bisa dibiayai menggunakan anggaran APBK.
Panti asuhan ini telah berdiri sejak tahun 1948, ketika itu panti ini diperuntukkan untuk menampung anak anak pejuang kemerdekaan yang gugur di medan pertempuran.
Panti ini didirikan diatas tanah yang diwakafkan oleh seseorang yang berjiwa dermawan kala itu. Kini nasibnya terancam per 01 Januari 2024 mendatang.
“Alhamdulillah, tuntutan para alumni sementara waktu diakomodir oleh Pemkab Aceh Tengah,” kata salah seorang alumni Panti Asuhan Budi Luhur tahun 1999, Kamaruddin, Senin 11 Desember 2023.
Ia menyampaikan pembahasan tersebut adalah menolak kata-kata tutup, melainkan mencari opsi atau alternatif lain sehingga anak anak di panti asuhan ini tetap sekolah.
“Pemerintah daerah akan membentuk tim khusus atau tim kecil dalam masalah ini,” ujar Kamaruddin.
Opsi yang dimaksud, kata dia, jangka pendek sebelum 02 Januari 2024. Solusi jangka menengah hingga jangka panjang.
“Apabila panti ini ditutup maka ini adalah aib besar bagi masyarakat Gayo. Bahkan, beredar pesan dari para alumni, jika belum ada solusi kongkret, para alumni akan datang ke Takengon dari berbagai daerah di Indonesia,” ucap Kamaruddin.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Aceh Tengah, Ishak, mengatakan pemda tidak boleh mengelola panti asuhan. Pemda berkewajiban merehabilitasi anak terlantar di luar panti.
“Hasil audiensi hari ini dengan alumni, panti asuhan Budi Luhur tetap harus dipertahankan keberadaannya dan tetap beroperasi dengan mencari solusi yang tepat dengan tidak menyalahi aturan pemerintah. Pengelolaan oleh yayasan atau diserahkan ke provinsi,” ungkap Ishak.[KBA]