Tren Baru Era Milenia Baru – Baru Ini Yang Lupa Kaedah Jurnalistik

Tren Baru Era Milenia Baru – Baru Ini Yang Lupa Kaedah Jurnalistik

Jateng||BidikIndonesia.com – Sungguh sangat di sayangkan ada nya tren baru baru ini yang membuat gebrakan baru yang kurang pas dengan muncul nya bahasa tekdon 08/06/2025.

Sungguh menjadi perhatian khusus dengan muncul nya tren baru ini, yang membuat banyak wartawan terjebak dengan berbagai kasus pemerasan, yang sering kali di sangkakan pasal 368 ayat 1, tak heran ini bisa terjadi lagi apa bila kaedah jurnalis yang sesungguh nya tidak di jalan kan.

Ketua DPW IWOI Jateng Teguh Supriyanto sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi kepada temen wartawan yang saat ini tertangkap dan di proses dengan tuduan pemerasan, banyak sekali oknum wartawan baru yang kita liat dengan metode kerja yang nyentrik dengan gaya terbaru, menurut saya kurang pas dan sering kali kurang memahami butir butir undang undang pres.

“Hal ini lah yang bisa membuat temen wartawan bisa tergelincir kerana pidana, karena memakai metode gaya tren terbaru sekarang yang mudah sekali melakukan tekdon berita, dari mudah nya menurun kan berita itulah yang akan menjadi titik terburuk mana kala itu bisa membahayakan karena pasti muncul nilai rupiah yang di tawarkan.

Sehingga bisa menjerat diri seorang wartawan dalam tuduan pemerasan,

Bacaan Lainnya

Teguh mengatakan bila pemberitaan itu tidak sesuai kan bisa memakai hak jawab, kalau pun berita itu di paksa buat di turunkan dengan ancaman jelas itu ada unsur pidana nya Jelas nya.

“Seharus nya temen wartawan bisa memahami akan aturan undang undang, tentunya hal tidak akan terjadi di beberapa titik di Jawa tengah dari Cilacap Semarang, Blora dan yang terbaru ini di Grobogan.

Pres sudah dilindungi undang-undang mamun harus mematuhi aturan yang ada di dalam nya, sehingga bisa terhindar dari jeratan hukum.

Teguh berharap semoga di pemerintahan yang baru ini tentunya akan lebih memperhatikan lagi ke insan jurnalis untuk kesejahteraan nya.

Karen wartawan sendiri mitra dari pemerintah baik istansi dan istitusi.

Yang seharus nya di berikan luang untuk kesejahteraan nya, serta pemerintah makin peduli lagi sehingga kejadian kejadian penangkapan oknum wartawan tidak lagi ada tutur Teguh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *