BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Pedagang Pasar Aceh mengaku risau akibat munculnya Covid-19 yang menyebabkan para pedagang lokal kehilangan pembeli. Ditambah adanya platform media sosial TikTok yang mulai meresahkan lokapasar dalam berbisnis online menimbulkan dampak positif dan negatif.
Sebagian pedagang memilih TikTok untuk meningkatkan penjualan pasar. Ada juga pedagang yang memilih tetap berjualan offline.
Murni, 31 tahun, mengatakan hadirnya marketplace online mengakibatkan menurunnya perekonomian dan keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Ia melihat sengitnya persaingan para pengguna e-commerce dalam mendapatkan keuntungan.
“Kalau sudah online hancur semua pasar,” kata Murni kepada KBA.ONE, Kamis 7 September 2023.
Sementara Yuni, 32 tahun, dirinya kini mencoba untuk mengandalkan TikTok sebagai platform berjualan yang dapat memberikan keuntungan. Tidak hanya itu, ia juga ingin mengidentifikasi brand/merek yang menjadi produk terlaris.
Namun, ia juga mengaku sempat mengalami kerugian akibat banyaknya barang return dan sistem pembayaran tidak langsung. Kerugian juga dipengaruhi harga sewa dan operasional yang meningkat, tetapi keuntungan menurun.
Pedagang berharap harga sewa dan operasional bisa turun sesuai pendapatan mereka, tanpa mengurangi fasilitas yang ada. Sementara itu, barang yang dijual di Pasar Aceh umumnya dipasok dari Tanah Abang, Jakarta, sedangkan untuk barang lama akan dijual secara sale.
Salah satu pengunjung, Ramadani, 18 tahun, mengatakan dirinya lebih minat belanja online karena harganya yang terjangkau dan tidak perlu pergi ke pasar.
“Namun, kekurangan belanja online barang tidak sesuai dengan deskripsi dan tidak bisa dicoba langsung,” ujarnya.[KBA]