TAKENGON, BidikIndonesia.com Siapa yang tidak mengenal sosok Edi Kurniawan? Saat ini ia menduduki posisi strategis pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah dengan status Wakil Ketua I.
Lewat perahu (Partai – red) Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di bawah komando calon presiden (Capres) Prabowo Subianto berhasil meraih simpati rakyat di daerah pemilihan (Dapil) II meliputi Jagong Jeget, Pegasing, Atu Lintang dan Linge pada tahun 2019 lalu.
Pria kelahiran Umang, 1 Januari 1979 ini kerap diperbincangkan di rumah wakil rakyat itu. Ia kerap menerima audiensi atau aksi-aksi yang dilakukan oleh masyarakat dengan arah dan keputusan lintas sektor sehingga menjadi hal prioritas untuk diselesaikan bersama pihak eksekutif.
Pada tanggal 1 Januari 2024 kemarin, pria bermata sipit ini genap berusia 45 tahun. Sejarah mencatat, pada tanggal 2 November 2019 silam ia menerima mandat dari rakyat sebagai orang nomor dua di DPRK Aceh Tengah.
Ketika sumpah itu diikrarkan, otomatis fungsinya sebagai perwakilan rakyat tentang pengawasan dan anggaran melekat. Berupaya mendorong tentang fokus arah pembangunan dan kebijakan Aceh Tengah menuju ke arah yang lebih baik.
Politisi muda yang dipercaya sebagai sekretaris Partai Gerindra di kabupaten berhawa sejuk itu memiliki riwayat tersendiri dalam dunia politik. Meraih kursi di DPRK bukanlah hal yang mudah, meraih simpati rakyat bukan seperti membalikkan telapak tangan.
Perjuangan tersebut bukanlah cerita fiksi atau bersumber dari sekadar pencitraan. Bukan hanya sekadar retorika tanpa gagasan yang berarti. Masyarakat di Dapil II Aceh Tengah tetap “setia” bergandengan tangan hingga Edi Kurniawan dua kali menduduki gedung wakil rakyat itu.
Tahun 2009 lalu, alumnus SMP Negeri 6 Banda Aceh ini pernah gagal bertarung untuk meraih kepercayaan rakyat menuju DPRK. Namun, ia tak putus asa. Belajar dari pengalaman, ia kembali bangkit mengikuti kontestasi Pileg di tahun 2014 dan berhasil meraih suara tertinggi di Dapil tersebut.
Perdana bertugas saat itu, ia mengemban amanah di Komisi D, mengurusi keistimewaan Aceh dan kesejahteraan rakyat. Di akhir jabatannya saat itu ia beralih posisi ke Komisi A.
Pasca periode pertama ia lewati, berkat loyalitas yang baik terhadap konstituen dan kerap mengikuti program-program dengan rakyat serta menjalin komunikasi yang baik. Di tahun 2019 lalu, lewat Pileg ia dipercaya oleh Gerindra untuk menduduki kursi pimpinan DPRK hingga saat ini.
Dalam dunia politik, Edi Kurniawan tidak hanya terlibat instan begitu saja, asam garam tentu telah ia lewati dalam kehidupan sehari-hari. Pria yang kerap disapa Edi ini bukanlah pria manja yang hanya berpangku tangan kepada kedua orang tuanya.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ia terbiasa mandiri dan merantau, meski lawatannya di luar Aceh Tengah itu masih dalam status bersama ikatan keluarga.
Keluarga Edi Kurniawan saat itu hijrah ke Jagong Jeget untuk mewarnai kehidupan baru sebagai seorang petani. Pun begitu, Edi tidak semerta-merta terus mengikuti jejak kedua orang tuanya.
Pamannya sempat berbisik kepada Edi Kurniawan untuk tidak terlalu dini pergi merantau, karena saat itu ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Jagong Jeget.
Dengan segala pertimbangan, setelah menyelesaikan studi di bangku SD, ia merasa ingin berpetualang ke Kota Raja Banda Aceh. Saat itu konsep yang ia yakini adalah berprestasi di negeri sendiri belum tentu jaya di negeri rantau. Atas dasar itu ia melanjutkan pendidikan di SMP Negri 6 Banda Aceh.
Dari Banda Aceh, ia kembali hijrah menimba ilmu ke Kota Langsa, tepatnya di SMKN 2 Langsa, jurusan yang ia ambil saat itu adalah gambar bangunan. Dari sekolah inilah karier Edi Kurniawan dimulai.
Tahun 1998 ia menyelesaikan studinya dengan baik. Ia mengawali kariernya di dunia engineering sebagai draf. Banyak draf yang terbentuk dari tangannya. Di tahun 2002, ia dipercaya untuk membuat pemetaan pemekaran wilayah kabupaten/kota.
Namun pada tahun itu, Edi harus kehilangan salah satu keluarga inti, ayahandanya berpulang ke Rahmatullah, sehingga ia harus memikul beban untuk menyekolahkan kedua adiknya dan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ia diamanahkan oleh almarhum untuk mengelola kebun dengan modal satu unit sepeda motor untuk kebutuhan mengolah hasil pertanian. Namun, skill-nya di dunia engineering tidak ia tanggalkan saat itu.
Tahun 2005, ia pun melepas lajang dengan seorang wanita bernama Sri Wahyuli dan dikarunia empat buah hati, dua di antaranya laki-laki dan dua perempuan.
Edi Kurniawan membulatkan tekad untuk kembali ikut kontestasi di Pileg 14 Februari 2024, namun kali ini ia tampil di daerah pemilihan (Dapil) 4, meliputi Kecamatan Bebesen, Bies dan Kute Panang.
Ia telah mengucapkan kalimat hijrah ke Dapil 4 di hadapan masyarakat Jagong Jeget lewat momen HUT ke-41 Transmigrasi Jagong Jeget beberapa waktu lalu. Di depan ribuan masyarakat, ia memohon pamit untuk bertarung di tanah kelahirannya itu.
“Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat di Dapil 2 yang telah mempercayakan kami dua periode sebagai ujung lidah di lembaga DPRK, mohon doa untuk kami tampil di Dapil 4,” katanya.
Edi bertengger di nomor urut satu Partai Gerindra, jargonnya adalah “lanjutkan” wakil kita ke DPRK Aceh Tengah.
Perjuangan yang ia lalui pun membuahkan hasil. Partai Gerindra di Dapil 4 Aceh Tengah diprediksi menduduki kursi kedelapan di DPRK Aceh Tengah. Perolehan suara tipis disusul oleh Partai Bulan Bintang (PBB).
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat di Dapil 4 Aceh Tengah yang telah mempercayakan kami kembali duduk di DPRK,” demikian Edi Kurniawan.[KBA]