Teman Sepekerjaan Korban Beberkan Kronologis Penculikan yang Menewaskan Imam Masykur

Teman Sepekerjaan Korban Beberkan Kronologis Penculikan yang Menewaskan Imam Masykur

BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Said Sulaiman, teman sepekerjaan almarhum Imam Masykur di toko kosmetik, mengaku sama-sama sempat mengalami penculikan dengan permintaan uang tebusan Rp13 juta. Sementara saat penculikan yang menewaskan Imam Masykur, ia berhasil melarikan diri. “Sekira seminggu sebelum penculikan almarhum Imam Masykur, saya dan almarhum juga pernah diculik oleh oknum aparat.

Kala itu kami dimintai uang tebusan Rp13 juta,” tutur Said Sulaiman saat dijumpai media ini, Minggu (27/8/2023). Said Sulaiman menjelaskan, dirinya dan almarhum Imam Masykur yang sama-sama asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, berangkat ke Jakarta sekira 1,5 tahun lalu.“Di sana kami sama-sama bekerja di toko kosmetik milik orang lain,” tuturnya. Saat penculikan terhadap dirinya dan Imam Masykur, kisah Said Sulaiman, keduanya dilepas setelah memenuhi permintaan oknum TNI tersebut yakni membayarkan uang tebusan Rp13 juta. “Lalu, sekira dua Minggu kemudian oknum TNI tersebut bersama rekannya berjumlah 5 orang datang lagi sekitar menjelang maghrib,” sebutnya.

Kala itu, lanjut Said Sulaiman, dirinya melarikan diri. Sementara korban Imam Masykur dimasukkan ke dalam mobil oleh oknum TNI tersebut yang berjumlah lebih kurang 5 orang. “Pemerasan kali ini jumlahnya lebih besar dari sebelumnya yaitu Rp50 juta,” katanya. Setelah Imam Masykur dibawa para penculik tersebut, lanjut dia, dirinya mengabari kejadian itu kepada warga Aceh yang ada di Jabodetabek. Belakangan Said Sulaiman melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya dengan Nomor Laporan Polisi LP/B/4776/VIII/2023/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 14 Agustus 2023.

Sementara itu, ramai-ramai tokoh Aceh mengecam aksi penculikan dan penganiayaan yang menewaskan pemuda asal Bireuen di Jakarta. Kecaman tersebut juga datang dari Azhari Cage, Jurubicara KPA Pusat yang juga mantan Ketua Komisi I DPRA.

“Penculikan, penganiayaan dan pembunuhan warga Aceh di Jakarta adalah cara-cara biadab. Kita mengutuk dengan keras kebiadaban tersebut,” sebut Azhari Cage dalam pesan WhatsApp yang dikirim ke media ini, Minggu (27/8/2023).

Bacaan Lainnya

Mantan petinggi GAM ini menegaskan, apapun permasalahan yang dihadapi seharusnya bisa diselesaikan dengan aturan hukum. “Bukan malah prosesnya melanggar hukum. Dengan kejadian yang dialami oleh almarhum Imam Masykur dengan cara diculik dan dianianya hingga meninggal dunia, ini sangat menyakitkan,” katanya. Apalagi, lanjut Cage, hal itu mengingatkan masyarakat Aceh kepada masa konflik dulu. “Luka serta trauma masyarakat Aceh yang telah hilang, kini muncul lagi dengan kejadian sadisme tersebut,” sebutnya.

Azhari Cage mengajak para tokoh Aceh untuk mengawal proses hukum kasus tersebut. “Kita minta dengan tegas agar ini benar-benar diproses sampai tuntas dan menghukum oknum tersebut seberat-berat nya. Ini menyangkut nyawa manusia dan juga menyangkut nama baik institusi TNI yang seharusnya mengayomi, bukan menyiksa dan membunuh,” tegasnya.[metropolis]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *