Stand Rempah Aceh Besar Jadi Favorit Pengunjung untuk Swafoto

Stand Rempah Aceh Besar Jadi Favorit Pengunjung untuk Swafoto

BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Stand pameran rempah Kabupaten Aceh Besar di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 menjadi stand paling diminati pengunjung untuk melakukan swafoto (selfie).

Menurut Penanggung jawab stand, Ir. Fuadi Akhmad, sejak PKA ke-8 dibuka stand pameran rempah Kabupaten Aceh Besar selalu ramai dikunjungi masyarakat. “Alhamdulillah stand Aceh Besar menjadi salah satu satu favorit masyarakat untuk selfie. Selain banyak rempah yang kita tampilkan, stand Aceh Besar terlihat begitu asri,” katanya, Senin (6/11/2023).

Ia mengatakan, di stand Aceh Besar relative lengkap rempah yang didisplay, karena memang Aceh Besar merupakan kabupaten kaya rempah sejak dahulu kala. “Kita pamerkan kayu cendana, boh janeng (ubi hutan-red), lada, cengkeh, pinang dan llberbagai rempah lainnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ada satu hal yang paling menarik di stand rempah Aceh Besar, yaitu olahan Janeng (ubi hutan) sebagai bahan pangan pokok pengganti nasi. “Memang ubi hutan atau janeng ini, kalau tidak bisa mengolahnya akan menyebabkan gatal-gatal dan mabuk, namun saat ini di Aceh Besar telah banyak diolah menjadi makanan pokok. Bahkan kita sudah memiliki olahan keringnya yang bisa dimasak sebagai pengganti beras,” ucapnya.

Fuadi juga mengatakan, menurut sejarah ubi hutan sebagai makanan pokok ini sudah ada sejak saat para pejuang Aceh berjuang mengusir penjajah. “Kala itu, para pejuang kekurangan stok makanan, saat itu pula ubi hutan menjadi pilihan utama sebagai ganti nasi, jadi, cerita itu telah ada, namun, karena ubi hutan tidak dibudi dayakan sebagai tanaman pokok, maka banyak orang tidak tahu,” terang Fuadi.

Bacaan Lainnya

Saat ini masyarakat Aceh Besar sudah mulai mengolah ubi hutan sebagai makanan pokok. Di beberapa event, olahan ubi hutan sebagai makanan pokok sudah menjadi menu unggulan dan banyak mendapatkan apresiasi. “Sudah beberapa kali kita tampilkan diberlberapa event, dan olahan ubi hutan kerap mendapat apresiasi,” pungkas Fuadi.[posaceh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *