Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) Aceh menggelar Sosialisasi Kewirausahaan Berbasis Pesantren/Dayah yang berlangsung selama tiga hari, 5–7 September 2025.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Azhari, S.Ag., M.Si., dan diikuti 42 peserta yang berasal dari berbagai pesantren dan dayah di Aceh, mulai dari Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Barat, Aceh Jaya, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, hingga Aceh Tenggara.
Dalam sambutannya, Azhari menekankan pentingnya peran pesantren dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan berwirausaha.
“Wirausaha berbasis pesantren merupakan salah satu pilar penting untuk membangun kemandirian ekonomi umat. Melalui kegiatan ini, kita berharap para santri dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak dini, sehingga mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat,” ujar Azhari.
Peserta sosialisasi berasal dari sejumlah pesantren dan lembaga pendidikan Islam terkemuka, di antaranya Dayah Darul Mukhlisin Aceh Tengah, Al-Azhar Aceh Tengah, Bustanul Arifin Putri Bener Meriah, Nurul Islam Bener Meriah, SMP IT Babussalam Aceh Singkil, Dayah Darul Muta’allimin Aceh Singkil, Dayah Darul Aitami Simeulue, Istiqamatuddin Babul Muarrif Serambi Aceh Barat, Raudhatul Mubarakah Darul Munawwarah Aceh Barat, Dayah Budi Mesja Aceh Jaya, Dayah Darul Abrar Aceh Jaya, Raudhatul Jannah Subulussalam, Madinatul Diniyah Babussa’Adah Aceh Selatan, Darul Ihsan Aceh Selatan, Darul Wustha Aceh Selatan, Babul Istiqomah Aceh Barat Daya, Raudhatul Jihad Gayo Lues, serta Darul Azhar Aceh Tenggara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat sektor kewirausahaan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Program Penguatan Wirausaha Nasional.
Melalui program ini, pemerintah menargetkan lahirnya wirausaha baru dari berbagai kalangan, termasuk santri, guna memperluas basis ekonomi nasional sekaligus mengurangi angka pengangguran.
Azhari menjelaskan, sosialisasi ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di lingkungan pesantren maupun setelah para santri lulus.
“Kami ingin pesantren menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Dengan keterampilan yang tepat, santri tidak hanya menjadi pembelajar agama, tetapi juga motor penggerak ekonomi yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk ekosistem kewirausahaan berbasis pesantren yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai dengan semangat kemandirian ekonomi, sehingga pesantren dapat menjadi garda terdepan dalam membangun kemandirian umat dan perekonomian daerah. []