Lampura, Bidikindonesia,- Petani di Desa Semuli Jaya, Kecamatan Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menerima bantuan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang bersumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun nampaknya realisasi pembangunan irigasi itu berpotensi bermasalah. Pasalnya, pantauan awak media di lokasi, sejumlah cetakan paving blog sebagai lantai maupun dinding irigasi itu rentan terjadi kerusakan.
Perihal itu pula seperti yang dikatakan seorang petani setempat saat dikonfirmasi wartawan. Menurut dia, paving blog yang dicetak itu minim kualitas akibat kurangnya batu dan campuran material semen atau pasir sebagai bahan baku utama paving tersebut.
“Iya memang saya liat ada beberapa yang patah, kalau sepertinya itu mudah patah karena kurang batu splitnya dengan adukan semen pasirnya kurang juga,” kata petani yang identitasnya disembunyikan demi kenyamanan dan keamanan narasumber.
Selain itu, dikarenakan tidak terpasangnya pelang informasi pekerjaan, petani ini juga mengatakan tidak mengetahui asal usul maupun soal dana pembangunan tersebut.
“Tidak tahu saya mas (jumlah anggaran), dari mananya juga ya tidak tahu (asal muasal bantuan), pokoknya yang saya tau ini bangunan pemerintah,” kata dia.
Parahnya lagi, terlihat kasat mata susunan dinding irigasi itu tidak tersusun sama rata sehingga diduga dikerjakan asal jadi dengan tidak mengacu pada Rancangan Anggaran Belanja (RAB) sebagaimana mestinya.
Atas perihal kejanggalan pada pembangunan P3TGAI yang berpotensi pada indikasi tindak pidana korupsi itu, awak media telah berupaya melakukan konfirmasi terhadap Ruswanto sebagai Ketua Pelaksana pekerjaan.
Namun sayangnya, hingga berita ini ditayangkan pada Senin, 14 Agustus, 2023, Ruswanto masih bungkam ketika dihubungi awak media.
Kini, guna mengungkap indikasi bobroknya realisasi pembangunan P3TGAI yang berpotensi terjadinya penyelewengan anggaran itu, wartawan masih berupaya melakukan konfirmasi terhadap balai besar Kementerian PUPR wilayah setempat.
Diketahui, proyek P3TGAI ini bersumber dana APBN melalui Kementerian PUPR senilai Rp195.000 setiap titik. Program ini juga dikerjakan dengan sistem swakelola masyarakat yang tergabung pada P3A setempat.(Ky)