PN Banda Aceh Vonis 18 Bulan Penjara Dua Terdakwa Korupsi Lahan Zikir Ulee Lheue

PN Banda Aceh Vonis 18 Bulan Penjara Dua Terdakwa Korupsi Lahan Zikir Ulee Lheue

BANDA ACEH, BidikIndonesia — Dua terdakwa korupsi lahan zikir Nurul Arafah Islamic Center (NAIC) Gampong Ulee Lheue Banda Aceh divonis masing-masing 18 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Kamis, 31 Oktober 2024.

Sidang pembacaan vonis dipimpin oleh Teuku Syarafi, SH MH selaku Ketua Majelis.

Kedua terdakwa adalah Deddy Armansyah (mantan Keuchik Ulee Lheue masa jabatan 2016-2022) dan Sofyan Hadi (mantan Kasi Pemerintahan Gampong Ulee Lhee).

Sebelumnya, kedua terdajwa dituntut hukuman dua tahun penjara serta denda Rp 100 juta dengan subsidair enam bulan kurungan dalam perkara tindak pidana korupsi peyalahgunaan wewenang atas penerimaan dana ganti rugi pengadaan tanah untuk lahan zikir Nurul Arafah Islamic Center di Gampong Ulee Lheu Keca Meuraxa Banda Aceh yang bersumber dana APBK Dinas PUPR Kota tahun 2018-2019.

Terdakwa Deddy Armansyah dan Sofian Hadi didakwa secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi Peyalahgunaan Wewenang Atas Penerimaan Dana Ganti Rugi Pada Pengadaan Tanah Untuk Kebutuhan Lahan Zikir Nurul Arafah Islamic Center.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hasil perhitungan kerugian keuangan negara dari Inspektorat Aceh, perbuatan para terdakwa telah menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp1.008.057.375 berdasarkan LHAPKKN Inspektorat Aceh.

Pada persidangan hari ini para terdakwa divonis terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana secara bersama. Sebagaimana Pasal 3 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf a dan b, Ayat (2) dan (3) UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 65 KUHP.

Sebagaimana dalam dakwaan subsidair dan majelis hakim tidak sependapat dengan pembuktian dakwaan primair penuntut umum.

Teuku Syarafi SH MH selaku ketua majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DA dengan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan pidana denda sebesar Rp 100 juta dengan ketentuan apabila terdakwa tidak membayar maka diganti dengan subsidair 4 bulan kurungan.

Menjatuhkan pidana tambahan terhadap terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp 66.531.102.

Selanjut menjatuhkan pidana terhadap SH dengan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan pidana denda sebesar Rp 100 juta, dengan ketentuan apabila terdakwa tidak membayar maka diganti subsidair 1 bulan kurungan dan pidana tambahan membayar uang pengganti sebesar uang pengganti sebesar Rp 142.809.933.

Atas putusan Pengadilan Tipikor Banda Aceh tersebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Banda Aceh menyatakan pikir-pikir.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Banda Aceh yang hadir Putra Masduri SH MH, Teddy Lazuardi Syahputra SH MH, Muharizal SH MH, Sutrisna SH MH, Devi Salvina SH, Yuni Rahayu SH. [*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *