PMI Aceh Utara Bersma Masyarakat Gelar Peringatan Hari Magrove Sedunia tahun 2024

PMI Aceh Utara Bersma Masyarakat Gelar Peringatan Hari Magrove Sedunia tahun 2024

ACEH UTARA, bidikindonesia.com, Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Utara bersama masyarakat Gampong Matang Anoe, Kecamatan Seunuddon, melakukan penanaman bibit mangrove di pesisir setempat,  kamis, 25 Juli 2024. Lebih kurang 1.000 bibit mangrove ditanam pada beberapa titik wilayah Aceh Utara. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia Tahun 2024.

Kepala Divisi PB  PMI Aceh Utara, Ahmad Yani kepada awak media mengatakan tujuan penanaman mangrove tersebut untuk mitigasi bencana sesuai dengan Manajemen DRR ” Disaster Risk Reduction”  pengurangan resiko bencana bagi masyarakat dengan penanaman mangrove untuk mengurangi abrasi di pesisir pantai, khususnya tambak milik petani gampong setempat.

PMI Aceh Utara Bersma Masyarakat Gelar Peringatan Hari Magrove Sedunia tahun 2024, kamis, 25 Juli 2024. Lebih kurang 1.000 bibit mangrove ditanam.Foto:Istimewa

Ahmad Yani berharap dengan penanaman bibit mangrove bisa bermanfaat kepada seluruh masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak.

Ia juga mengaku dengan ditanami mangrove di areal tambak mampu meningkatkan produktivitas masyarakat setempat, Sesuai dengan semangat Hari Mangrove Sedunia Tahun 2024 dengan mengusung tema “Mangrove for Living: Let’s Counter the Climate Change” Mangrove untuk Kehidupan: Mari Melawan Perubahan Iklim” Lantaran akarnya dapat menyerap racun,   menyuburkan tanah dan berperan sebagai paru-paru dunia melalui penyerapan dan penyimpanan karbon biru . Dengan adanya tanaman mangrove di pinggiran tambak, juga mampu meningkatkan hasil panen petani,” kata Kepala Divisi PB PMI Aceh Utara.

Saat di konfirmasi kepada Ketua PMI Kecamatan Seunuddon Syahirnan menambahkan sepanjang 12 kilometer pesisir Seunuddon sudah membudidayakan tanaman mangrove. Sementara di Gampong Matang Anoe sendiri, memiliki luas hutan bakau lebih kurang 200 hektare.

Bacaan Lainnya

Dikatakan Suhirman, kepedulian masyarakat terhadap tanaman mangrove di wilayah tersebut terjadi semenjak usai bencana dahsyat Tsunami Aceh 2004. Bahkan di Gampong Matang Anoe sendiri sudah membuat aturan dibalut dalam Qanun Desa terkait pelarangan penebangan pohon bakau itu. “Jika ada masyarakat berani menebang tanaman mangrove. Maka sanksinya harus ganti dengan bibit yang baru,” ucapnya. Suhirman mengimbau kepada masyarakat sekitar pantai ataupun di lokasi tambak supaya melestarikan dan menjaga mangrove. Sehingga ekosistem tambak meningkat dan menghasilkan panen memuaskan. “Semoga masyarakat mau melestarikan dan menanam mangrove hingga ke depan,” imbuhnya. Salah seorang warga Gampong Anoe, Armia menyebutkan tanaman mangrove sangat bermanfaat untuk orang banyak. Selain mampu menahan kondisi air tambak tidak meluap, juga di bawah akarnya terdapat kepiting dan berbagai ikan. “Itu sangat bermanfaat bagi masyarakat umum,” imbuhnya.