Pipa Gas Pertagas Bocor, Bupati Aceh Timur Perintahkan Perbaikan Tuntas dan Solusi Jangka Panjang

Pipa Gas Pertagas Bocor, Bupati Aceh Timur Perintahkan Perbaikan Tuntas dan Solusi Jangka Panjang

IDI|BidikIndonesia.com – Insiden kebocoran pipa gas milik PT Pertamina Training Consultant (PTC) di Gampong Paya Tampah, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, menjadi sorotan serius.

Bahkan ini merupakan kebocoran kedua kalinya dalam waktu kurang dari satu tahun ini.

Merespons hal itu, Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky pada Jumat (17/10/2035), menginstruksikan pihak PTV selalu pelaksana lapangan untuk segera menuntaskan perbaikan dan menjamin keamanan warga.

Pasalnya, kebocoran pipa gas penyaluran gas Arun – Belawan itu sudah terjadi selama tiga hari dan menimbulkan bau gas yang menyengat hingga radius satu kilometer dari permukiman.

“Saya meminta pihak Pertamina melalui PTC agar bergerak cepat, menuntaskan perbaikan di titik kebocoran. Penanganan ini tidak boleh setengah-setengah karena menyangkut keselamatan masyarakat,” tutur Al-Farlaky.

Bacaan Lainnya

Kebocoran pipa di kawasan Afdeling III PTPN IV Regional VI ini dilaporkan terjadi akibat pergeseran dan penurunan kontur tanah yang menyebabkan pipa retak.

Hal serupa juga pernah terjadi pada Januari 2025 di lokasi yang sama dan saat itu hanya dilakukan perbaikan sementara.

“Meskipun pihak pengawas penyebut gas yang ke luar tidak beracun, bau gas sangat menyengat menganggu masyarakat sekitar, oleh karena itu kami minta ada langkah preventif jangka panjang,” ungkapnya.

Al-Farlaky juga mendesak Pertamina tidak fokus pada perbaikan, tetapi harus menyusun teknis agar pergeseran tanah tidak memicu kebocoran lagi, terutama menjelang musim penghujan.

Ia melanjutkan, Pertamina tidak boleh menunggu situasi semakin memburuk, karena bisa mengakibatkan kesalahan fatal nantinya dikarenakan banyak pemukiman warga yang berada disekitarnya.

Di sisi lain, Al-Farlaky mengapresiasi langkah cepat Muspika Birem Bayeun dan Polsek setempat yang telah sigap melakukan pemantauan, sosialisasi kepada masyarakat, dan deteksi dini potensi gangguan Keamanan.

“Koordinasi lintas sektor sangat penting agar tidak ada dampak sosial maupun lingkungan yang lebih besar,” pungkasnya.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *