Pemuda Aceh Disiapkan Magang ke Jepang, Kerjasama USK dan BMA

Pemuda Aceh Disiapkan Magang ke Jepang, Kerjasama USK dan BMA

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Baitul Mal Aceh (BMA) sepakat berkolaborasi melatih pemuda Aceh agar siap magang dan bekerja di Jepang.

Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Ruang Mini Rektor USK, Banda Aceh.

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof Dr Ir Agussabti, M.Si., dan Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat BMA, Arif Arham, S.Si., M.S.

Adapun kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah disepakati antara Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, dan Ketua BMA, Mohammad Haikal, S.T., M.I.F.P., pada 1 Agustus 2025.

Program pembinaan ini menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan generasi muda Aceh untuk magang dan bekerja secara resmi di Jepang.

Bacaan Lainnya

Sebanyak 43 pemuda Aceh dari keluarga kurang mampu terpilih sebagai penerima manfaat, yang akan mendapatkan pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis di UPT Bahasa USK.

Ketua Baitul Mal Aceh, Mohammad Haikal, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk pendistribusian dana infak yang tepat sasaran untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Aceh.

“Kami ingin dana infak benar-benar memberi manfaat nyata.

Melalui program ini, saudara-saudara kita akan memiliki peluang kerja yang layak di Jepang.

Harapannya, dengan semakin banyak diaspora Aceh di luar negeri, mereka juga bisa memberikan kontribusi nyata untuk daerah,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor USK, Prof Dr Ir Marwan, menegaskan komitmen universitas dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan.

Menurut Rektor, USK sangat senang dapat berkolaborasi dengan BMA dalam program yang mulia ini.

Pelatihan bahasa Jepang melalui UPT Bahasa USK membuka peluang besar bagi pemuda Aceh untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di Jepang.

“Kami berharap, program ini tidak hanya membuka akses kerja, tetapi juga memperkuat kontribusi mereka bagi pembangunan Aceh,” tuturnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *