Banda Aceh |BidikIndonesia.com -Penyair sekaligus pegiat kebudayaan Aceh, Fachruddin Basyar atau populer bernama pena Din Saja, mengapresiasi kinerja Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
Dalam sebuah testimoni yang diterima BERITAMERDEKA.net, Kamis (27/3/2025), Din Saja menulis apresiasinya kepada KIP Aceh, atas capaian pelaksanaan Pilkada serentak 2024, di provinsi paling barat Nusantara ini
“Sebagai seorang penyair dan seniman yang hidup dalam denyut kebudayaan Aceh, saya menyaksikan dengan penuh apresiasi langkah progresif KIP Aceh dalam mengawal tahapan pemilihan dengan pendekatan yang sarat nilai lokal,” tulis Din Saja.
KIP Aceh, lanjut dia, tidak hanya menjalankan tugas konstitusionalnya, tetapi juga membangun jembatan antara demokrasi dan kebudayaan. Pelibatan seniman dan budayawan dalam tim perumus debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur adalah terobosan cerdas.
“Ini bukan sekadar strategi teknis, melainkan upaya memuliakan kearifan lokal sebagai bagian dari proses demokrasi.”
“Ketika seniman dilibatkan, kita memberi ruang bagi nalar kreatif dan kepekaan estetis untuk mengkritisi visi calon pemimpin, sehingga debat tidak terjebak dalam retorika pragmatis, tetapi bertransformasi menjadi dialog substansial yang menyentuh akar masalah masyarakat,” papar pria kelahiran Banda Aceh, 31 Januari 1959 ini.
Selain itu, penggunaan musik tradisional Aceh seperti rapai dan tarian seudati dalam setiap kegiatan KIP Aceh adalah bentuk afirmasi bahwa demokrasi harus hidup dalam bahasa budaya rakyatnya.
Inovasi ini membuktikan bahwa mekanisme pemilihan tidak harus kaku dan teknokratis, melainkan bisa menjadi ruang partisipasi yang hangat, inklusif, dan mengakar.
Ketika Rateb Meuseukat (tarian khas Aceh) mengiringi sosialisasi tahapan pemilu, atau syair-syair Aceh dibacakan di antara penjelasan prosedur teknis, di situlah terlihat demokrasi tidak hanya sebagai prosedur, tetapi sebagai perayaan identitas.