Aceh Utara|BidikIndonesia.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, pedagang kue kering di Aceh Utara mengeluhkan sepinya pembeli.
Selain permintaan yang menurun, harga kue kering juga mengalami kenaikan cukup signifikan, berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Cut Syarifah Fauziah (39), pedagang kue kering di Geudong, Kecamatan Samudera, mengungkapkan bahwa penjualan tahun ini lebih sepi dibandingkan lebaran-lebaran sebelumnya.
“Satu hari hanya mampu terjual sekitar 20 kilogram per satu jenis kue. Dari pagi sampai siang sepi, baru sore hari mulai terlihat pembeli,” kata Syarifah.
Ia menduga, lesunya minat beli masyarakat disebabkan oleh tekanan ekonomi yang masih membayangi, terutama di kalangan keluarga petani dan buruh harian.
Kenaikan harga bahan baku dan ongkos kirim turut memengaruhi naiknya harga jual kue.
Menurut Syarifah, sebagian kue kering yang ia jual dipasok dari Medan, sementara sisanya diproduksi sendiri atau dibeli dari pembuat lokal di Aceh.
Berbagai jenis kue ditawarkan, mulai dari kue kacang, nastar, keju, lidah kucing, mentega, supet, hingga keripik dan kue tradisional khas Aceh.
Harga dibanderol bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu per kilogram untuk kue sederhana hingga Rp 120 ribu per kilogram untuk kue premium.
Meski permintaan melemah, Syarifah tetap berusaha menjaga kualitas dan variasi produk agar pelanggan tetap tertarik.
Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap pelaku UMKM, terutama dalam hal bantuan modal dan pembinaan usaha.
“Harapannya, pelaku UMKM seperti kami bisa lebih diperhatikan. Apalagi saat kondisi ekonomi sulit seperti sekarang,” ungkapnya.***